Pontianak: Suster SFIC Mendalami Spiritualitas Kongregasi, Kembali ke Semangat Awal (1)

0
818 views
Pertemuan para suster SFIC di Pontianak dalam rangka bina lanjut untuk menggali semangat Kongregasi. (Ist)

PADA tanggal 5-6 Agustus 2017  dan hari-hari mendatang ini telah dan akan berlangsung pertemuan internal para suster SFIC dalam bingkai formatio untuk mendalami semangat awal Kongregasi. Pertemuan ini terjadi dalam dua gelombang pertemuan: gelombang pertama sudah terjadi pada tanggal 5-6 Agustus 2017 lalu dan berikutnya gelombang kedua akan mulai hari ini tanggal 12-13 Agustus 2017.

Pertemuan formatio ini berlangsung di Rumah Retret Wisma Immaculata Pontianak, tak jauh dari Gereja St. Yosep Katedral Pontianak.

Ongoing formation

Kedua pertemuan yang diikuti oleh para suster SFIC masuk dalam kategori  program ongoing formation Kongregasi Suster SFIC Provinsi Indonesia. Tujuannya untuk mendalami hasil keputusan Kapitel Dewan Pimpinan Umum SFIC atau yang dikenal dengan dengan istilah “Garis-garis Kebijakan Kapitel General SFIC 2017 (GKKP)”.

Pada tanggal 12-31 Mei 2017  lalu telah datang segenap utusan untuk menghadiri forum Kapitel General ke-9. Para utusan ini datang  dari provinsi-provinsi SFIC yakni dari tuan rumah sendiri Negeri Belanda, Indonesia, Filipina Utara, Filipina Selatan, dan Misi Kenya.

Mereka semua datang untuk  berkumpul di Veghel, Nederland guna  menjajaki kembali permulaan tanah warisan leluhur yang terberkati.

Pertemuan internal Kongreasi SFIC Provinsi Indonesia di Rumah Retret Wisma Immaculata dalam dua gelombang ini diadakan dalam rangka mendalami warisan spiritual ibu pendiri SFIC Ibu Teresia Van Miert sebagaimana tertuang dalam sebuah buku Seperti Pohon-pohon di Tanah Ini.

Penyajian buku in menjadi semacam wujud pengingat guna menyonsong perayaan HUT ke-175 tahun Kongregasi SFIC pada tanggal 24 Juni 2019 mendatang. Selain itu, buku ini juga dijadikan sebagai bahan doa dan keheningan untuk kemudian di carikan kontekstualisasinya dalam retret tahunan dan rekoleksi para suster SFIC.

Buku warisan spiritual Kongregasi “Seperti Pohon-pohon di Tanah Ini”. (Ist)

Seperti Pohon-pohon di Tanah ini telah ditanam di banyak negara, maka  demikian pula  pohon-pohon tersebut kini telah menghasilkan tunas-tunas baru ke beberapa negara.

Berikut ini, sekilas jejak langkah karya misi SFIC yang terjadi di beberapa negara, termasuk Indonesia.

  • 1906: Para suster misionaris SFIC generasi pertama berhasil menapakkan kakinya di Bumi Borneo, tepatnya di  Singkawang. Pada tanggal 28 November 2017 mendatang, kami akan merayakan  kehadiran SFIC di Borneo genap 111 tahun.
  • 1929: Para suster SFIC generasi pertama berhasil mendarat di Filipina.
  • 1962: Mereka merintis karya misi di Tanzania, Afrika Timur. Namun karya SFIC di Tanzania hanya bertahan hingga tahun 1975  dan  sekarang karya misi ini sudah tutup.
  • 1985: Merintis karya misi di Bangkok, Ibukota Thailand.
  • 1989: Mengawali karya misi di Tokyo, Jepang.
  • 1994: Merintis misi bersama di Kenya, Afrika, dengan membuka sebuah unit komunitas internasional.
  • 2008: Merintis karya di Kanada.
  • Tahun 2010: Mengawali karya di kawasan Filipina Selatan.
Diskusi dalam kelompok kecil. (Ist)

10 kata dasar wasiat warisan Ibu Pendiri

Sebuah dokumen spiritual yang  sangat menyentuh memuat sepuluh (10) kata dasar ceritera tentang Suster-suster Fransiskan di Veghel selama 17 dasawarsa terakhir.

Ke-10 kata dasar yang menjadi kunci sebagai wasiat sekaligus warisan bagi semua suster SFIC itu adalah sebagai berikut:

  1. Demi inta Allah.
  2. Menjadi yang terkecil.
  3. Doa dan kerja.
  4. Bicara tegas.
  5. Seperti pohon-pohon di tanah ini.
  6. Memberi dan menerima.
  7. Dimana saja rumah.
  8. Hidup di mana-mana.
  9. Orang lewat.
  10. Ceritera yang berkelanjutan.

Apa pun jalan kehidupan yang telah dipilih adalah  adalah baik, manakala ada gaung keterlibatan menyapa  mereka yang dianggap hina dan tidak dimengerti. Itulah sebabnya, para suster SFIC  di Veghel, Negeri Belanda, telah melakukan hal itu.

Demi cinta Allah

Dokumen spiritual ini memperlihatkan bahwa cinta bak sebuah ‘alat efektif’  sebagai semangat para suster dalam pelayanan sampai sekarang.

Demi Cinta Allah itu menjadi  motto para suster SFIC yang kini menjadi pemicu semangat, mengerakkan para suster SFIC berderap maju kembali  menimba dari semangat awal.

Yakni, semangat menjalani kerasulan bercirikan kesederhanaan, kepatuhan, cinta kasih dan matiraga (Konstitusi SFIC Dasar Spiritual Bab 1:30-33) dalam keikutsertaan dalam misi Kristus.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here