Puncta 19.01.23
Kamis Biasa II
Markus 3: 7-12
BANYAK artis top dunia meninggal secara mengejutkan. Michael Jackson, yang dijuluki King of Pop meninggal secara misterius di rumahnya. Diduga karena minum obat penenang atau obat tidur secara berlebihan.
Whitney Houston penyanyi top wanita yang legendaris dengan lagu-lagu hit-nya juga meninggal di kamar mandi, dengan dugaan serangan jantung dan mengkonsumsi kokain yang berlebihan.
Banyak artis top yang sedang berada di puncak popularitas tiba-tiba meninggal mendadak.
Di Tanah Air ada contoh yang bisa disebut misalnya, penyanyi “Mbah Surip,” dengan lagunya Tak Gendong kemana-mana.
Didi Kempot “King of Brokenheart”, juga Ki Dalang Seno Nugroho yang kondang itu.
Ketenaran sering menuntut sang artis untuk tampil prima setiap saat. Penonton tidak mau tahu kondisi fisik dan mental sang pujaan hati.
Jadwal panggung yang padat, kelelahan fisik dan mental menghantui orang-orang top dan terkenal.
Mereka tidak mau mengecewakan penggemar berat, sehingga dengan cara apapun berusaha tampil prima dan fresh di mata para fans.
Tetapi dalam titik tertentu, mental dan fisiknya tak lagi mampu mengikuti tuntutan yang sangat tinggi. Kadang ada yang harus dibantu dengan obat-obatan demi menjaga kebugaran, penghilang rasa capek dan lelah, obat tidur dosis tinggi dan lain sebagainya.
Ketergantungan kepada obat menghantui para artis sehingga terjerumus ke arah yang salah.
Yesus berada di puncak ketenaran. Banyak orang dari mana-mana mengikuti Dia. Orang-orang dari Yudea, Yerusalem, Idumea, seberang Sungai Yordan dan dari daerah Tirus dan Sidon.
Mereka mendengar tentang segala sesuatu yang dikerjakan Yesus.
Yesus berusaha melayani mereka. Bahkan dengan kreatif, Dia mengajar orang banyak sambil menaiki perahu di pinggir danau, karena begitu banyak orang berdesak-desakan untuk disembuhkan.
Namun Yesus tidak lupa daratan. Ia tidak mabuk popularitas dan kesuksesan. Ia membatasi diri dan sadar akan godaan ketenaran.
Ia dengan keras melarang roh-roh jahat memperkenalkan Diri-Nya. Roh-roh itu tahu dan berteriak-teriak seperti para fans yang tergila-gila pada artis pujaannya.
“Engkaulah Anak Allah” teriak mereka dengan lantang.
Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia. Yesus tidak terjebak pada kesuksesan dan ketenaran.
Ia mampu menguasai diri agar tidak terjerumus pada godaan popularitas. Bukan itu yang menjadi tujuan kedatangan-Nya.
Kalau hanya mencari sukses dan populer, Dia tidak akan melarang roh-roh jahat mengelu-elukan Dia sebagai Anak Allah.
Dia akan membiarkan mereka mempromosikan Diri-Nya sebagai Anak Allah. Tetapi bukan itu yang dicari Yesus.
Yesus tetap konsisten melaksanakan kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Kendati jalan yang dikehendaki Bapa adalah jalan pengurbanan, jalan salib dan bukan jalan kesuksesan duniawi. Yesus tetap setia pada Bapa-Nya.
Apakah jalan yang kita tempuh ini sesuai dengan kehendak Allah, ataukah kita mencari jalan sendiri agar kita terkenal, sukses, dipuja-puja dan disanjung followers dan fans dimana-mana?
Kalau tidak hati-hati dan waspada kita bisa lupa daratan dan gila sanjungan.
Berwisata bersama di telaga sarangan,
Melewati jalan berliku di Gunung Lawu.
Popularitas dan pujian bisa jadi godaan,
Kita bisa jatuh karena sanjungan semu.
Cawas, sadar untuk diri sendiri…
saya mau ingin belajar firman Tuhan dan ingin tahu cara merenugkan