Posisi untuk Melayani

0
0 views
Cara berbeda melayani Tuhan

Selasa, 25 Februari 2025

Sir 2:1-11
Mzm. 37:3-4,18-19,27-28,39-40
Mrk. 9:30-37

BANYAK orang mendambakan posisi utama dalam hidup, jabatan tinggi, kekuasaan, dan pengaruh atas orang lain. Namun, tanpa disadari, keinginan itu sering kali berakar pada ego yang ingin dimuliakan.

Sebenarnya jabatan dan posisi bukanlah alat untuk meninggikan diri, melainkan tanggungjawab untuk mengangkat orang lain.

Seorang pemimpin sejati tidak sibuk mencari kehormatan, tetapi mencari cara untuk membangun dan menolong.

Kebesaran sejati bukan terletak pada berapa banyak orang yang tunduk kepada kita, tetapi pada berapa banyak orang yang kita layani dengan hati yang tulus.

Kebesaran itu bukan tentang menguasai orang lain, tetapi tentang melayani mereka dengan kasih.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu.

Kata-Nya kepada mereka: “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.”

Tuhan Yesus melihat jauh ke dalam hati kita. Tuhan tahu bahwa dalam diri setiap orang ada keinginan untuk diakui, dihormati, dan menjadi yang utama.

Maka, ketika murid-murid-Nya bertanya tentang siapa yang terbesar, Yesus tidak memberikan jawaban seperti yang mereka harapkan. Ia tidak menunjuk orang yang paling kuat, paling berpengaruh, atau paling cerdas.

Ini adalah kebalikan dari cara dunia berpikir. Dunia mengajarkan bahwa kebesaran diukur dari seberapa tinggi seseorang mendaki tangga kesuksesan. Tetapi Yesus mengajarkan bahwa kebesaran sejati ditemukan dalam kerendahan hati dan pelayanan.

Menjadi yang terakhir bukan berarti kehilangan nilai diri, tetapi memilih untuk mendahulukan orang lain dengan kasih dan ketulusan.

Melayani bukan berarti menjadi lemah, tetapi justru menunjukkan kekuatan sejati, kemampuan untuk mengesampingkan ego demi kebaikan sesama.

Kita dipanggil bukan untuk mencari kehormatan, tetapi dengan melayani tanpa syarat. Bukan dengan menjadi yang pertama, tetapi dengan bersedia menjadi yang terakhir demi kasih kepada sesama. Karena di dalam pelayanan yang tulus, di situlah kebesaran sejati ditemukan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku menjadikan posisi untuk kepentingan pribadi, ataukah untuk melayani?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here