Preman Tobat

0
687 views
llustrasi - Bertobat. (Ist)

Bacaan 1: Kis 9:1 – 20
Injil: Yoh 6:52 – 59

SALAH seorang sahabat dalam pelayananku adalah mantan preman. Semasa jayanya sebagai preman, ia dikenal sungguh kejam. Ia tak segan melukai tanpa ampun; bahkan membunuhnya.

Keluar masuk penjara sudah hal biasa baginya.

Dalam satu kesempatan, ia mendapat sentuhan Roh Kudus untuk disadarkan dan bertobat. Menjauh dari kehidupan premanisme dan menekuni pelayanan.

Beberapa kali kami melakukan pelayanan bersama-sama.

Sahabatku ini memang tidak bisa disamakan dengan Saulus yang mendapatkan penglihatan Tuhan dalam bentuk cahaya (teofani). Namun setidaknya, saya melihat ada kemiripan dalam kisah hidupnya.

Saulus dikenal sebagai orang yang sangat benci dan kejam kepada pengikut Kristus. Saulus tak segan membunuh mereka yang ia jumpai. Dengan bekal surat kuasa dari imam kepala, secara khusus Saulus pergi ke Damsyik. Hanya untuk mengejar para pengikut Kristus untuk dipenjarakan di Yerusalem.

Saulus, “preman rohani” yang merasa dibenarkan agamanya, jika menganiaya dan membunuh pengikut Kristus yang dianggap sesat.

Ananias yang diutus Tuhan untuk menyembuhkan kebutaan Saulus selama tiga hari lantaran teofani mungkin heran. Bisa jadi dalam hatinya ia bertanya, “Tuhan, apakah tidak ada orang lain lagi untuk Kau utus?”

Tuhan bisa menggunakan siapa saja untuk mewartakan Kebangkitan-Nya termasuk mantan “preman rohani” seperti Saulus.

“Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.”

Demikian sabda-Nya kepada Ananias.

Hari-hari ini kita masih mendapatkan suguhan bacaan injil bertemakan Yesus adalah “Roti Hidup”.

Jika Musa telah memberi roti “Manna” kepada nenek moyang bangsa Israel maka Yesus yang adalah “Musa Baru” juga pemberi roti.

Yesus adalah roti kebijaksanaan dan pewahyuan, memberi makan semua orang yang datang kepada-Nya dalam iman untuk diberikan keselamatan kekal.

Tentu saja kita tidak diminta makan daging dan minum darah Yesus secara fisik namun harus diterjemahkan secara spiritual.

Inilah yang membuat orang-orang Yahudi di rumah ibadat di Kapernaum gagal paham.

“Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.”

Pesan hari ini

Tuhan bisa menggunakan siapa saja untuk tugas pengutusan-Nya, termasuk seorang pembunuh seperti Saulus.

Roti dan Anggur yang ditawarkan Tuhan Yesus sebagai Tubuh dan Darah-Nya secara spiritual, akan memberi kehidupan kekal bersama-Nya.

“Musuh terbesar manusia adalah kebenaran yang disembunyikan. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here