Presiden Macron: Lima Tahun Lagi, Katedral Notre Dame akan Berdiri Kokoh dan Megah

0
318 views
Notre Dame 2 Courtesy of Insider.

INI janji Presiden Perancis Emmanuel Macron. Dalam kurun waktu lima tahun ke depan, maka bangunan bersejarah berusia 850 tahun yang menjadi “ikon” sejarah politik dan budaya bangsa Perancis itu akan kembali berdiri kokoh.

“Dan juga akan menjadi lebih megah,” ungkap Presiden Perancis yang termuda dalam sejarah politik Negeri Anggur ini.

Ia menyebut insiden kebakaran itu sebagai tragedi sejarah yang telah menguras peluh dan kerja keras para anggota pemadam kebakaran. Namun, sesudahnya ketika kobaran api telah berhasil dipadamkan, “Inilah saatnya lagi bangsa Perancis merasa ingin dipersatukan kembali.”

Gereja Katolik Katedral Notre Dame de Paris terbakar di bagian atap dan “menara” pada hari Selasa pagi WIB tanggal 16 April 2019 (atau hari Senin malam tanggal 15 April waktu Paris).

Percikan api terdeteksi paling awal terjadi pada pukul 18.43 waktu Paris pada hari Senin malam lalu. Sejenak kemudian terdengar sirene ancang-ancang bahaya, sembari memanggil petugas pemadam kebakaran untuk segera meluncur ke lokasi.

Namun, kobaran api  dengan cepat menyambar bagian atap dan kemudian merontokkan pondasi “menara” berbahan baku kayu oak buatan abad ke-13. Bukan besi seperti yang sebelumnya kami wartakan.

Insiden kebakaran itu terjadi di tengah proses renovasi bangunan gereja yang dibangun pada abad ke-12 ini. Dan hingga berita ini kami rilis, penyebab pasti insiden kebakaran ini belum diketahui.

Kobaran api sepenuhya berhasil dipadamkan pada hari Selasa pukul 10.00 pagi waktu Paris.

Jaksa Penuntut Umum Kota Paris Rémy Heitz menyebut insiden itu sebagai kecelakaan. Namun, pihaknya juga telah menyiapkan sedikitnya 50 orang untuk menyelidiki asal mula percikan api yang kemudian menyulut kobaran yang lebih besar dan membakar bagian atap dan “menara”.

Ini agar penyebab pasti kebakaran ini bisa diungkap.

Memantik simpati dan donasi

Pernyataan Presiden Macron di atas sunggut sangat berasalan. Itu karena kebakaran itu telah mendorong orang-orang kaya Perancis untuk menyumbangkan dana tali kasihnya untuk bangsanya sendiri.

Sejumlah orang kaya dan perusahaan besar Perancis sudah berjani kan menyumbangkan sedikitnya 800 juta Euro (sekitar 902 juta dolar AS) untuk membiayai projek renovasi gereja ini.

Presiden Uni Eropa Donald Tusk juga sudah berprakarsa mengajak Negara-negara Uni Eropa untuk berpartisipasi dalam program dana bantuan ini.

Berikut ini daftar para calon donatur.

  1. Air France, maskapai penerbangan nasional Perancis, akan menggratiskan siapa saja yang ingin melibatkan diri dalam projek renovasi.
  2. Bilyuner Perancis bernama François-Henri Pinault, President dan CEO Kering Group, pemgang lisensi brand Gucci dan Yves Saint Laurent berjanji akan menyumbang kurang lebih 100 juta Euro (113 juta dolar AS) untuk misi yang sama.
  3. Pebisnis Bernard Arnault dan keluarganya melalui korporasi bisnis LVMH (baca Louis Vuitton) dan Sephora akan menyumbang sedikit 200 juta Euro.
  4. L’Oreal dan keluarga pendirinya yakni Bettencourt juga akan menyumbang sebanyak 200 juta Euro.
  5. Sementara, perusahaan minyak Total asal Perancis juga berjanji akan menggelontorkan dana tak kurang 100 juta Euro.
  6. Foundation du Patrimonie akan merilis kampanye internasional untuk program renovasi ini.
Notre Dame Eugene le Duc. (Ist)

Butuh puluhan tahun

Meski duit tersedia, demikian komentar Eric Fisher yang pernah menjadi pimpro projek renovasi Gereja Katedral berusia 1.000 tahun di Strasbourg, Perancis, projek renovasi itu bisa makan waktu bertahun-tahun lamanya untuk penyelesaiannya.

“Bisa juga berlangsung berpuluh-puluh tahun,” ungkapnya sebagaimana dirilis oleh AFP.

Mendagri Perancis Christophe Castaner mengingatkan hal ini. Meski struktur utama bangunan –termasuk dua menara di bagian depan—berhasil “diselamatkan” berikut beberapa benda bersejarah lainnya, namun saat ini kondisi bangunan itu masih dalam kategori kondisi fisik “belum stabil”.

Utamanya adalah kondisi atap yang sesekali bisa rontok karena dampak panasnya api.

Hingga kini, para ahli bangunan belum diziinkan masuk ke dalam. Sementara itu, petugas pemadam kebakaran terpaksa menggunakan drone untuk memindai kondisi bangunan guna mengurangi risiko ambruknya beberapa titik bangunan.

Yang pasti, Organ Besar produksi abad ke-18 selamat dari amukan “Si Jago Merah”. Namun hingga berita ini kami rilis, belum jelas apakah perangkat musik gerejani ini “selamat” dari semprotan air yang dipakai para pemadam kebakaran untuk mematikan kobaran api.

Demikian penegasan Bertrand de Feydeau dari Fondation du Patrimoine, sebuah yayasan nirlaba kemanusiaan Perancis sebagaimana dirilis oleh Associated Press.

Sumber: CNN, Le Figaro, BBC, dan Aljazeera.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here