“SAAT kita jatuh cinta kepada Tuhan, kita menjadi senang membaca firman-Nya, khusyuk berdoa pribadi, dan suka mengikuti misa harian pagi, akhirnya total dalam pelayanan.”
Itulah modal utama dalam melayani, kata Sis Lisa, salah satu narasumber dalam rekoleksi anggota pria sejati Katolik (Priskat) dan para wanita berhikmat Katolik (Waberkat), Minggu beberapa waktu lalu di akhir bulan Januari 2018.
Rekoleksi sehari dengan tema,“Kasih dasar semua pelayanan” itu diselenggarakan di Aula Xaverius Centrum Studiorum Palembang (21/1/18) menghadirkan narasumber Sis Lisa, Bro Johan, dan Bro Anwar Salim.
Panggilan istimewa
Menjadi pelayan bagi Tuhan dan sesama tanpa memandang status, pendidikan, dan latar belakang keluarga, tetapi karena kehendak Tuhan. Ketika diminta untuk melayani, biasanya orang akan menjawab sibuk, orang lain saja, tidak siap.
Sebaliknya, saat dipanggil untuk melayani kita hendaknya menjawab ya, siap, taat, jangan takut, dan serahkan sepenuhnya pada Tuhan yang memanggil. Pelayanan merupakan sebuah panggilan istimewa, kata Lisa.
Tiga hal
Lisa menjelaskan tiga hal pokok dalam panggilan yakni mengenal bahwa Allah jauh lebih dulu mengenal kita. Menguduskan atau memisahkan bagi Allah maksudnya semua yang berasal dari Allah adalah kudus, suci. Menetapkan maksudnya kita diberi kepercayaan yang besar untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab yang mulia.
Berdoa terus sehingga kuat dalam pelayanan.
Jalan kekudusan harus diperjuangkan seumur hidup. Cara menuju kekudusan yakni mengasihi Allah dan sesama, meninggalkan manusia lama, dan meneladani Kristus. Yakinlah, semua dipanggil untuk hidup kudus, paparnya.
Jadikan hidup kudus sebagai gaya hidup melalui pertobatan atau rekonsiliasi, doa pribadi, membaca Kitab Suci, hidup dalam komunitas, serta menghadiri misa kudus dan adorasi, pesan Lisa.
Demi kemulian Tuhan
Pada sesi lain, Bro Johan memaparkan tentang dasar-dasar pelayanan.
Dalam tugas pelayanan harus seimbang antara karakter dan karunia. Karakter seseorang bersifat kekal melalui proses yang panjang, sedangkan karunia bersifat instan dan cepat hilangnya, misalnya karunia penyembuhan, pelepasan, dan mukjizat.
Motivasi pelayanan adalah kasih yang menyenangkan, bukan tugas atau beban. Kasih dalam pelayanan akan mendatangkan kerinduan bagi orang lain untuk mengalami kasih Tuhan secara pribadi. Ukuran pelayanan adalah salib dan pengorbanan, bukan kesuksesan.
Sifat pelayanan adalah penundukan diri dan kesetiaan dalam pelayanan. Kemulian Tuhan merupakan tujuan pelayanan. Jika dalam pelayanan, kita lebih terkenal daripada Tuhan Yesus maka sudah dipastikan kegagalan dalam pelayanan. Tidak lupa bahwa prioritas hidup yakni Tuhan, keluarga, pekerjaan, dan pelayanan, tegas Johan.
Buah Roh
Bro Anwar menyampaikan materi tentang ciri kehadiran Roh Kudus dalam pelayanan.
“Di mana ada Roh Kudus di situ ada kehidupan. Di mana ada kehidupan, di sana ada pertumbuhan. Di mana ada pertumbuhan di situ ada buah-buah Roh: kasih, suka cita, damai sejahtera,kesabaran, kemurahan, kebaikan, dan kesetiaan,” katanya.
Rekoleksi yang diikuti 60 an peserta ditutup dengan perayaan Ekaristi oleh Pastor Louis SCJ.
Pastor Louis berpesan buah dari rekoleksi atau retret adalah pertobatan. Pertobatan menghantar orang merasa menderita karena telah memilih jalan yang salah. Pertobatan membantu untuk merasakan kasih dan rahmat Allah.