Bacaan 1: Kej 18:1-10a
Bacaan 2: Kol 1:24-28
Injil: Luk 10:38-42
BAGI mereka yang hidup di Jakarta, tentu sering merasakan ganasnya mesin waktu berjalan. Jakarta dikenal sebagai kota yang tak pernah tidur.
Aktifitas pekerjaan berjalan seolah tak pernah berhenti, mulai dari subuh-siang-malam hingga subuh lagi tak pernah berhenti.
Roda perekonomian dan warganya terus bergerak.
Jika dihitung jumlah waktu, maka seseorang bisa menghabiskan waktumya lebih banyak di luar rumah dibandingkan di rumah.
Bekerja itu memang bertujuan untuk menghidupi atau melayani keluarga namun nyatanya, seseorang bisa tergulung waktu dan malah terpisah dari keluarganya.
Pekerjaan malah bisa membuat kehilangan waktu bersama keluarga.
Hal ini dialami oleh Marta saat Tuhan ada bersamanya di rumah. Marta malah kehilangan waktunya bersama Tuhan. Marta tidak bisa mendengarkan-Nya karena terobsesi “melayani Tuhan”.
Dengan dalih “melayani Tuhan”, nyatanya Marta malah terpisah dari Tuhan.
Berbeda dengan Maria saudaranya, ia memprioritaskan memilih berdiam mendengarkan Tuhan dibandingkan “melayani Tuhan”. Dan Maria mendapatkan pujian-Nya,
“Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Berbeda dengan Rasul Paulus sebagai pelayan Tuhan.
Sebelum mengikut Yesus, Paulus adalah Farisi tulen yang taat melaksanakan Taurat dan bangga menghabisi murid Tuhan demi melayani-Nya agar mandapat pujian-Nya. Namun, pada akhirnya, ia menganggap hal itu adalah sia-sia.
Paulus memprioritaskan memilih mengikut Tuhan, mendengarkan-Nya dan menghadirkan-Nya ke tengah umat non Yahudi, terutama di Kolose.
Demikian juga Abraham saat Tuhan hadir di rumahnya dan mendapatkan penglihatan-Nya.
Ia memilih meninggalkan aktifitasnya dan bersembah sujud, memprioritaskan diri mendengarkan-Nya lalu melayani-Nya.
Pesan hari ini
Sibuk melayani Tuhan memang bagus namun jangan sampai pelayanan malah menghilangkan waktu kebersamaanmu dengan Tuhan.
“Layani Tuhan dengan cara-Nya bukan dengan caramu.”