Profesi Kekal, 60 dan 25 Tahun Hidup Membiara sebagai Fransiskan Misionaris Maria (FMM): Tinggallah Bersama-sama dengan Kami

0
29 views
Para suster yubilaris FMM yang bulan Juni 2024 merayakan pesta hidup membiara 60, 25 tahun dan mengucapkan profesi kekalnya. (FMM)

“…. SAYA mempersembahkan hidup saya bagi Gereja dan penyelamatan dunia….”

Demikian bunyi salah satu baris dalam rumusan kaul Kongregasi Suster-suster Fransiskan Misionaris Maria (FMM). Terdengar amat heroik dan memang demikianlah seharusnya.

Semakin jauh seorang misionaris dari negerinya, maka seharusnya pula dia juga semakin dekat kepada Yesus (Marie de la Passion). Inilah sebuah persembahan diri secara total. Yang dengan penuh kesadaran dan kebebasan mau meninggalkan diri sendiri dan segala sesuatu yang dianggap nyaman dan menyenangkan. Dilakukan demi sebuah misi agung bersama Tuhan dan demi keselamatan jiwa-jiwa.

Dua biarawati Kongregasi Suster Fransiskan Maria (FMM) baru saja mengucapkan profesi kekalnya dan kemudian menerima salib dari suster pemimpin Kongregasi. (FMM)

Hari penuh berkat bagi FMM Indonesia

Hari Sabtu, 15 Juni 2024 lalu sungguh merupakan hari yang penuh rahmat bagi Kongregasi Suster-suster FMM Indonesia. Pada hari tersebut dirayakan tiga peristiwa istimewa. Yakni perayaan pesta:

  • 60 tahun hidup membiara: Sr. Catherine Kae FMM dan Sr. Mariana Ngole FMM.
  • 25 tahun hidup membiara: Sr. Yuliana Leli FMM, Sr. Ina Nadu FMM, dan Sr. Veronica Wunu FMM.
  • Pengikrarkan profesi kekal: Sr. Oktafiana Jehanut FMM dan Sr. Andriana Esti Setyawati FMM.
Dua biarawati Kongregasi Suster-suster Fransiskan Misionaris Maria (FMM) yang baru saja mengucapkan profesi kekalnya di hadapan Suster Pemimpin Kongregasi dan wakil Gereja yang dalam hal ini Uskup KAJ Kardinal Suharyo. (FMM)

Perayaan Ekaristi berlangsung di Gereja Kristus Salvator Paroki Slipi, Palmerah, Jakarta Barat oleh Yang Mulia Uskup KAJ Bapak Ignasius Kardinal Suharyo. Dilakukan bersama para imam konselebran yakni:

  • Romo Daniel Nahak OFM.
  • Romo Cosmas Malissa CICM.
  • Romo Michael Gabra Santrio OFM.
  • Romo Aster Ladon dari Kevikepan Mbay, Keuskupan Agung Ende, Flores.   
Para suster yubilaris Kongregasi Suster Fransiskan Misionaris Maria (FMM) bersama Uskup KAJ Kardinal Suharyo, para imam konselebran, dan misdinar. (FMM)
Ilustrasi: Di jalan ke Emaus, Ia tak mereka kenal, by Rembrandt van Rijn

Pengalaman para murid dalam perjalanan menuju Emaus

Tema perayaan ekaristi hari itu adalah “Tinggallah bersama-sama dengan kami…” (Luk. 24:29).

Seperti yang dialami oleh dua murid di Emaus, maka di situ ada pengalaman kekecewaan, kesedihan, keputusasaan, kemarahan. Pengalaman itu sering menutup mata dan hati hingga tidak mampu melihat dan merasakan Tuhan yang hadir dan berjalan bersama: “Hai kamu orang bodoh, betapa lamban hatimu… (Luk. 24:25).

Teguran keras dari Yesus membuat para murid tersadar bahwa ternyata Tuhan ada di antara mereka. Pengalaman perjumpaan ini mengubah mereka. Hingga mereka pun lalu dipenuhi dengan semangat untuk mewartakan kebangkitan Tuhan.

Kadang-kadang diperlukan juga teguran keras untuk membukakan mata dan menyadarkan bahwa Tuhan selalu dekat, yang perlu dilakukan adalah mengundangnya setiap hari. “….tinggallah bersama-sama dengan kami.”

Ilustrasi: Altar Basilik Inferiore Basilika Santo Fransiskus Assisi. Tepat di bawah altar adalah makam santo Fransiskus Assisi. (Romo Fictorium Ginting OFMConv)

800 tahun stigmata St. Fransiskus Assisi

Bukan juga suatu kebetulan jika tiga perayaan istimewa ini dirayakan tahun ini, karena pada tahun ini keluarga besar Fransiskan merayakan 800 tahun stigmata St. Fransiskus Assisi. Ini merupakan suatu undangan untuk menjadi semakin Fransiskan dengan semakin mencintai dan semakin bersatu dengan Kristus.

Mempersembahkan diri sebagai seorang Fransiskan Misionaris Maria (FMM) berarti siap pergi ke mana pun diutus untuk melanjutkan misi Maria: memberikan Yesus bagi dunia.

Tidak akan ada yang sulitm karena Tuhan ada, berjalan bersama dan tinggal tetap. Cinta dan persatuan dengan Tuhan memberi daya untuk melakukan apa yang telah diikrarkan dengan sepenuh hati. Yakni, mempersembahkan hidup bagi Gereja dan penyelamatan dunia.

Sr. Andriana Esti Setyawati FMM dari Komunitas Emaus Bogor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here