SUASANA akrab dan penuh canda mewarnai perjumpaan di sekitar sakristi Gereja Katedral Medan. Perjumpaan ini merupakan bagian dari pembukaan kegiatan Bina Lanjut Imam (OGF) untuk Para Pastor Diosesan (praja) usia tahbisan bawah lima tahun (balita) se-Regio Sumatera yang berlangsung 7-11 Februari 2017 lalu. Kegiatan ini dibuka dengan perayaan ekaristi bersama di Gereja Katedral Medan, Selasa (7/2), dengan selebran utama Bapak Uskup Keuskupan Agung Medan: Mgr. Dr. Anicetus B. Sinaga OFMCap.
Ikut bersama adala para konselebran: Rm. FX Edi Prasetya (Keuskupan Agung Palembang), Rm. Eka Bakti S (Keuskupan Agung Medan), Rm. Ferdi Saragih (Ketua Panitia), Rm. Sesarius P. Mau (Pastor Paroki Katedral Medan) dan 50-an imam tim dan peserta Bina Lanjut Imam Diosesan se-Regio Sumatera.
Pengalaman di Gunung Tabor
“Pengalaman Yesus naik ke atas Gunung Tabor adalah model silklus hidup fungsional seorang imam, yaitu hidup komunitas, hidup doa, dan hidup karya, demikian Mgr. Anicetus mengawali homilinya dalam ekaristi yang dihadiri ratusan umat ini. Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa, “Para imam harus meneladan hidup komunitas, hidup doa, dan hidup karya yang diteladankan oleh Yesus Kristus.”
“Berdoa, bagi Yesus Kristus adalah imperatif (keharusan) ontologis dan moralis. Supaya Yesus menjadi Tuhan Yesus, Ia harus berdoa. Logikanya kalau Yesus harus berdoa supaya menjadi Tuhan Yesus, maka seorang imam pun harus berdoa agar ia menjadi imam,” lanjutnya.
Imam adalah ‘insan Allah’, dia yang termasuk golongan Allah dan membuat umat berpikir mengenai Allah. Umat beriman berharap mempunyai imam yang bukan saja berharap agar para imam ramah menyambut mereka, menunjukkan perhatian dan mau mendengarkan tetapi juga dan terutama agar imamnya menjadi seorang yang sanggup mengarahkan mereka kepadaNya. Maka imam harus terus membangun kemesraan mendalam dengan Tuhan yang berpuncak dalam Ekaristi sebagai puncak dan sumber segala sakramen dan Ibadat Harian.
“Dalam hidupnya, para imam wajib mengejar kesucian atas dasar alasan yang istimewa, yakni karena mereka dalam menerima tahbisan dikuduskan dengan alasan baru dan menjadi pembagi misteri Allah dalam mengabdi umatNya. Maka para imam hendaknya menjalankan kewajiban pelayanannya dengan setia dan tanpa kenal lelah, membangun dan memupuk hidup rohani dengan santapan ganda yaitu Kitab Suci dan Ekaristi setiap hari, menjalankan doa ibadat harian dengan teratur, mengadakan retret, tobat dan mengembangkan devosi pribadi dalam hidup,” demikian tegasnya mengakhiri homilinya.
Usai perayaan ekaristi pembuka, kegiatan Program Bina Lanjut Imam Diosesan Balita se Regio Sumatera ini dilanjutkan di Pusat Pembinaan Orang Muda Katolik dan Rumah Doa Jericho, Bingkawan- Sibolangit, Sumatera Utara.
Selamat sore Admin Sesawi.net
Saya Monita dari OMK Kristus Raja Medan, membutuhkan bantuan Admin untuk informasi Rumah Retret Jericho Bingkawan-Sibolagit, apakah Admin punya contact mereka?
Terima kasih banyak sebelumnya.
sebentar nanti saya carikan ya