HAL itu diungkapkan oleh Uskup Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus di Pontianak, Senin, (30/3/2020) menyikapi penyebaran virus corona
Sebagaimana kita ketahui, pandemi coronavirus (Covid-19) telah melanda dunia saat ini, termasuk di Indonesia. Ada ratusan ribu orang terinfeksi. Ada ribuan yang meninggal. Dunia berduka.
Semua sendi kehidupan sosial terdampak langsung. Salah satu sektor yang paling rentan terdampak secara ekonomi adalah mereka yang mengandalkan upah harian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Program Indonesia Peduli dan Bersatu mengajak kita semua bersama-sama berpartisipasi dalam berbagi sesama anak bangsa.
Program Indonesia Peduli & Bersatu digagas oleh Yayasan Landak Bersatu, GP Ansor dan Yayasan Penamas Mulia Surabaya. Program ini akan bergerak pada bidang kemanusiaan untuk menolong mereka yang terdampak langsung secara ekonomi oleh pandemi Virus Corona.
Konferensi pers terjadi hari Senin 30 Maret 2020 di Keuskupan Agung Pontianak dan dihadiri sejumlah panitia Indonesia Peduli dan Bersatu di mana terjadi kolaborasi dengan GP Ansor, Yayasan Landak Bersatu, dan Yayasan Penamas Mulia Surabaya.
Dalam kesempatan itu, Mgr. Agustinus Agus sebagai pembina mengatakan, inilah kesempatan bagi Gereja Katolik berkolaborasi melakukan tindakan kemanusiaan untuk banyak orang.
“Virus yang menyebar ini bukan hanya untuk orang Kalimantan Barat saja, tapi ini juga menyangkut banyak orang yang tidak mengenal siapa dan dari mana,” ujarnya.
Tidak hanya dalam bidang kesehatan, efek pandemi Covid-19 telah melanda semua sendi kehidupan kita saat ini, tidak terkecuali beban ekonomi secara menyeluruh, terutama pada masyarakat dengan level ekonomi rendah. Parahnya, merekalah yang paling merasakan dampak tersebut.
Dari segi kesehatan misalnya, ketika masyarakat miskin masih tidak bisa menjalankan anjuran social distancing karena tuntutan ekonomi, mereka akan menjadi pihak yang sangat berisiko terinfeksi Covid-19 dan memperbesar kemungkinan meluasnya pandemi tersebut.
Dalam sisi ekonomi, semakin banyak pihak yang terinfeksi Covid-19, maka akan memperlambat rehabilitasi ekonomi dan recovery-nya, yang pasti situasi dan kondisi sosioekonomi akan semakin memburuk, dengan harga social-impact-nya akan semakin tinggi.
Masyarakat miskin memang yang paling menderita, namun semua lapisan masyarakat tidak bisa mengelak dan tidak ada jalan lain selain menghadapi masalah bersama. Dengan kata lain, yang rugi adalah kita semua dengan semua modal sosial yang telah ada.
Setiap agama mengajarkan bahwa berbagi itu bukan hanya persoalan mengurangi harta benda kita; melainkan mengingatkan kita bahwa bumi dan segala kekayaan terkandung di dalamnya adalah milik kita dan untuk kepentingan bersama.
Tuhan Yang Maha Esa menciptakan kekayaan alam adalah untuk semua manusia dan wajar jika dimanfaatkan bersama secara adil, terutama bagi orang yang membutuhkan.
Dari latar belakang pemikiran di atas maka Keuskupan Agung Pontianak melalui Yayasan Landak Bersatu bekerjasama dengan GP Ansor dan Yayasan Penamas Mulia, ingin mengajak
kita semua berbagi melalui sumbangan yang akan nantinya akan disalurkan.
Program kolaborasi
Nama program yang diambil adalah “Indonesia Peduli dan Bersatu”
Dalam kesempatan sama, Romo Robini Marianto OP mengatakan bahwa “Indonesia Peduli dan Bersatu” ini merupakan sebuah program kolaborasi. Ia juga menengaskan bahwa program ini akan fokus terhadap penyediaan bahan makanan, Alat Kesehatan (AlKes) dan Alat Pelindung Diri (APD), juga edukasi tentang Covid-19 serta pencegahan dan penanggulangannya.
Dengan sumbangan minimal Rp 100.000, pihaknya menargetkan bisa mendistribusikan satu juta paket bahan makanan senilai kurang lebih Rp 100.000,- per paket.
“Selain itu melalui tim media yang dibentuk oleh Yayasan Landak Bersatu, Yayasan Penamas Mulia dan GP Ansor, akan diadakan edukasi yang tepat untuk masyarakat mengenai serba-serbi pandemi Covid-19 dan upaya pencegahan dan penanggulangannya sebagai bagian dari tanggung jawab sosial,” ujarnya.
Masalah kemanusiaan
Mgr. Agustinus Agus mengatakan, ini murni program kemanusiaan.
“Dengan adanya program ini, kita bukan hanya bicara agama, tapi ini sudah tentang kemanusiaan sejalan dengan apa yang dilakukan pemerintah, dan tentunya dalam hal ini kita sangat mendukung pemerintah, TNI/Polri demi masyarakat banyak,” pungkasnya.
Ketua PW GP Ansor Kalbar Rajuini mengatakan, kerjasama ini adalah kesempatan untuk menolong mereka yang mungkin tidak terjangkau dalam sumbangan.
“Kami yakin, bahwa ini bukan hanya projek kemanusiaan saja, tetapi ini juga menjadi salah satu jalan untuk saling kerjasama baik dari antaragama maupun dengan pemerintah,” ujarnya.
Dalam program ini, terlibat juga:
- KH Yahya Cholil Staquf,Katib Aam PBNU).
- Totok Lusida, Ketua Umum REI, Penasehat Yayasan Landak Bersatu.
- Adrianus Asia Sidot, Pembina Yayasan Landak Bersatu.
- Dewan Pengawas: Romo Johanes Robini Marianto OP (Ketua Yayasan Landak Bersatu), Romo CJ Harry Liong Pr, Sujanto Tjokro (Ketua Yayasan Penamas Mulia Surabaya).
- Ketua Umum: KH. Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum GP Ansor).
- Sekjen: Denny Hartono, Pembina Yayasan Penamas Mulia Surabaya.
- Ketua Harian: Faisal Saimima (Ketua PP GP Ansor)
- Wakil Ketua 1: Ditto Santoso.
- Wakil Ketua 2: BJ Doddy Vidhiantoro
- Sekretaris: Mustika Aji Hertanto, Trio Kurniawan, Ria Laurent
- Bendahara: Romo Andreas Kurniawan OP (Bendahara KAP) dan Romo Mindgry Hanafi Tjipto OP (Yayasan Landak Bersatu).
Dalam kesempatan itu, Emmy menyampaikan sedikit teknis tentang bagaimana mekanisme kerjanya. Yang pertama tentu semua sumbangan disalurkan melalui satu rekening untuk tujuan yang dimaksud dan dipegang bendahara yang mempunyai tugas: antara lain mengeluarkan uang dan membuat laporan keuangan.
Kemudian semua pihak boleh mengontak pihak-pihak yang ingin membantu memberi sumbangan baik berbentuk uang atau barang. Setelah itu mereka wajib diberikan tanda terima.
Dalam hal ini semua pihak harus bekerjasama dengan bendahara utama yaitu Romo Andreas Kurniawan OP dan bagian umum.
Untuk hak memberikan bukti penerimaan adalah bendahara dan setiap pihak yang menerima sumbangan wajib memberikan data lengkap donatur.
Pengeluaran uang akan diberikan kepada anggota bendahara yang tugasnya membelanjakan. Pengiriman paket tidak di dalam bentuk uang dan hanya paket barang sumbangan kepada koordinator wilayah sesuai permintaan yang sudah diberikan di dalam bentuk “Data penerima sumbangan.”
“Masing-masing koordinator wilayah diminta menyiapkan semacam gudang untuk bahan sumbangan per wilayahnya masing-masing; baik mandiri atau bekerjasama dengan pihak lain yang memiliki ruangan yang cukup signifikan untuk penyimpanan,” kata Emmy.
Laporan akan diberikan kepada donatur disertai dengan progress dan rincian biaya yang dihabiskan disalurkan. Kemudian laporan dikirimkan melalui email yang dicantumkan donatur pada “Surat Kesediaan Menjadi Donatur”
- Bank: BCA KCP Gajah Mada
- Nomor: 512-5500-002
- Atas nama: Keuskupan Agung Pontianak
- Nara hubung: Romo Andreas Kurniawan OP
- Telepon: 0812-5233-8650