Puncta 15.01.24
Senin Biasa II
Markus 2: 18-22
DALAM tradisi Jawa, khususnya kelompok Kejawen, punya macam-macam tradisi puasa. Ada lebih dari 10 jenis puasa. Berpuasa punya tujuan yakni untuk mengendalikan hawa nafsu atau “mesu budi” artinya mengasah sensivitas rasa, olah rasa.
Jenis-jenis puasa itu antara lain; “Puasa Mutih” yaitu hanya makan semua yang rasanya tawar, tanpa garam. Puasa “Ngebleng” artinya tidak makan, tidak minum dan tidak keluar rumah selama beberapa waktu.
Ada lagi Pasa Patigeni, Ngidang, Ngrowot, Ngalong, Pasa Pendhem, Ngeli, Kungkum, Nyepi, Ngrame dan lain sebagainya.
Jadi ada banyak pilihan dan kesempatan orang berpuasa. Orang bisa memilih kapan saja dan dimana saja mau berpuasa. Puasa dilakukan bukan karena aturan atau paksaan tetapi karena kesadaran. Orang ingin mengendalikan dirinya sendiri agar hidupnya menjadi lebih baik.
Orang-orang Farisi menjalankan puasa sebagai aturan dan rutinitas. Maka mereka bertanya kepada Yesus, “Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, mengapa murid-murid-Mu tidak?”
Yesus menjawab dengan memberi gambaran tentang pengantin. Ketika pengantin itu masih bersama dengan mereka, orang-orang tidak berpuasa. Kehadiran pengantin membawa suasana gembira dan sukacita.
Kehadiran Yesus sama seperti kehadiran seorang mempelai. Semua orang bersukacita sehingga tidak berpuasa. Ketika Yesus tidak bersama-sama kita, pada saat itulah kita berpuasa.
Ketika kita menjauh dari Tuhan, saat itulah kita mesti berpuasa agar bisa mendekatkan diri kembali kepada Tuhan.
Yesus membawa aturan baru, cara hidup yang baru yakni hidup penuh suasana gembira dan sukacita. Allah selalu hadir di tengah-tengah kita melalui kasih Yesus. Hidup kita tidak dibelenggu lagi oleh Hukum Taurat, tetapi dikuasai oleh kasih Allah.
Yesus membawa perubahan sikap bagi kita. Bukan pertama-tama menjalankan hukum demi aturan-aturan, tetapi menjalankan perintah Tuhan karena kita dikasihi dan dihargai martabat kita melalui Yesus yang hadir sebagai mempelai.
Apakah anda sungguh merasakan dikasihi oleh Tuhan? Sehingga anda tidak merasa terpaksa melakukan sabda dan perintah-Nya?
Menikmati indahnya sinar matahari,
Duduk di pasir putih Pantai Drini.
Puasa untuk kendalikan diri sendiri,
Bukan pindah makan di malam hari.
Cawas, merasa dikasihi Gusti
Rm. A. Joko Purwanto Pr