Kamis, 12 Desember 2024
Yes. 41:13-20.
Mzm. 145:9,10-11,12-13ab; Mat. 11:11-15
APAKAH Anda senang dipuji? Pada umumnya orang akan merasa senang saat mendapat pujian.
Pujian yang tulus dapat memberikan kekuatan dan energi yang luar biasa dalam hidup kita. Pujian bisa menyemangati. Pujian membuat orang merasa diperhatikan. Pujian membuat orang merasa diakui keberadaannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang penuh prasangka biasanya sulit untuk memberikan pujian. Yang ada malah selalu berkomentar negatif yang bertujuan melemahkan semangat teman, atau menyebarkan berita bohong.
Pujian dapat diberikan dalam berbagai bentuk, dari kata-kata verbal hingga tindakan nyata. Pujian juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi seseorang untuk terus berkembang
Pujian adalah satu di antara cara untuk menunjukkan apresiasi dan rasa terimakasih terhadap orang lain. Dengan memberikan pujian, kita bisa menumbuhkan hubungan yang baik dengan orang lain dan menciptakan lingkungan yang positif.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis.”
Atas kehadiran dan karya pelayanan Yohanes Pembaptis, Tuhan Yesus memuji dia. Pujian Yesus ini adalah pujian yang tulus. Yesus tidak merasa tersaingi atas kehadiran Yohanes Pembaptis. Pujian ini memberikan pemahaman kepada kita betapa hebatnya Yohanes Pembaptis itu.
Yohanes adalah tokoh yang istimewa. Dia tokoh yang menyiapkan jalan bagi Yesus yang ingin menyelamatkan manusia.
Yesus, meskipun lebih besar dari Yohanes, tidak pernah merasa tersaingi oleh pelayanan Yohanes. Sebaliknya, Dia mengakui peran penting Yohanes dalam sejarah keselamatan.
Ini menunjukkan teladan kerendahan hati dari Yesus yang menghargai setiap pribadi yang setia menjalankan panggilannya. Bagi Yesus, keberhasilan pelayanan Yohanes adalah bagian dari penggenapan rencana Allah, bukan ancaman bagi diri-Nya.
Sebagai pengikut Kristus, kita dapat belajar dari kerendahan hati Yesus ini. Dalam hidup dan pelayanan, sering kali kita tergoda untuk merasa tersaingi atau iri ketika orang lain berhasil.
Namun, seperti Yesus, kita dipanggil untuk mengakui dan menghargai panggilan dan karya orang lain sebagai bagian dari rencana Allah yang lebih besar.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku mau mengembangkan budaya memuji keberhasilan sesama?