Pukat di Tangan Tuhan

0
400 views
Hidup Layaknya Sebuah Perjalanan. (Romo Suhud SX)

Kamis, 28 Juli 2022

  • Yer. 18:1-6.
  • Mzm. 146:2abc,2d-4,5-6.
  • Mat. 13:47-53

HIDUP kita adalah pertaruhan antara dua pilihan: mau belajar atau tidak; mau mengosongkan diri atau merasa sudah penuh.

Memilih menjadi benar bukan perkara mudah, sementara memilih menjadi jahat itu ada banyak temannya dan tidak sulit.

Memilih menjadi benar itu berarti berjuang dan belajar.

Orang yang belajar adalah orang yang mau mengosongkan diri sejenak dan menerima yang apa yang baru.

Seorang bapak mensyeringkan pergulatannya dalam menata kembali hidupnya, setelah jalan salah yang dia pilih.

“Semua pasti pernah mengalami penyesalan dalam hal apapun,”kata bapak itu memulai syeringnya.

“Kadang ingin memperbaiki untuk ke depannya, namun tidak jarang malah kembali jatuh di lubang yang sama,” imbuhnya.

“Jika sudah demikian, tentu hanya bisa mengerutu dan mengumpat. Bahkan memaki karena merasa hidup tidak adil,” lanjutnya.

“Padahal semua bisa saja diperbaiki asal tahu hal mana yang perlu diubah,” ujarnya.

“Saya sejak muda, terbiasa dengan jalan mudah, hal ini terbawa di tempat kerja,” kisahnya.

“Saya tidak mau repot maka sering saya minta orang untuk membantu, dan jika perlu harus menyuap, saya tidak segan-segan melakukannya,” lanjutnya.

“Yang penting semua proyek berhasil dan saya dapat hasil yang baik dan banyak,”katanya.

“Selama ini semua berjalan lancar dan mudah,” ujarnya.

“Hingga suatu hari ketika ada salah satu pejabat tertangkap KPK, dia menyeret nama saya. Semuanya jadi kacau dan saya benar-benar stres,” lanjutnya.

“Awalnya saya jadi saksi, namun kemudian saya pun terangkut jadi tersangka,” lanjutnya lagi.

“Semuanya sudah terlanjur dan kini tinggal penyesalan, semoga setelah kasus ini berakhir saya bisa memulai hidup baru,” katanya dengan tenang.

“Saya menerima akibat yang selama ini saya jalani. Semua jalan hidup ini harus dipertanggungjawabkan, yang baik dan benar akan menerima keselamatan namun yang tidak baik dan salah akan menerima hukuman,” tandasnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan.

Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang.”

Dunia ini ibarat laut yang luas, dan manusia adalah ikan-ikan yang kecil dan besar yang bergerak dan tidak terbilang banyaknya di dalam laut itu.

Memberitakan Injil itu seperti menebarkan pukat ke laut, untuk menangkap sesuatu dari dalamnya, bagi kemuliaan Dia yang berkuasa atas laut.

Pukat ini mengumpulkan segala macam tangkapan, seperti halnya jala yang besar.

Yang tertangkap oleh pukat tentu ada banyak hal.

Ada sangat banyak ikan dan segala macam yang ada di laut bahkan sampah, kotoran, rumput liar, binatang kecil.

Akan datang waktunya ketika pukat itu akan menjadi penuh dan diseret ke pantai dan dipilih lah ikan yang baik, ikan yang tidak baik dan kotoran lainnya akan dibuang.

Demikian juga dengan hidup kita. Akan ada saatnya dimana kita diminta pertanggungjawaban atas perbuatan kita.

Yang menerima sabda Tuhan dan mengikuti-Nya akan diterima dalam keselamatan kekal, tetapi yang tidak hidup sesuai dengan sabda dan kehendak Tuhan akan disisihkan dan dibuang.

Bagaimana dengan diri kita?

Apakah aku telah hidup mengikuti sabda Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here