HARI ini pesta St. Teresia dari Lisieux. Seorang suster yang hidup dalam kesederhanaan dan kesucian. Ia masuk Ordo Karmelit di Lisieux dan menjalani hidup membiara dengan setia.
Dalam Bukunya Kisah Satu Jiwa, ia menuliskan pengalaman rohaninya yang mendalam. Pengalaman-pengalaman hidup sehari-hari dihayati sebagai bentuk pelayanan kepada Kristus, Sang Mempelai Jiwa.
Ia dengan tekun menjalani tugas sehari-hari sebagai jalan menuju kesucian. Jalan menuju kekudusan tidak harus dilewati dengan melakukan hal-hal yang luar biasa.
Tetapi hal-hal biasa dan sederhana itu dikerjakan dengan cinta yang luar biasa.
Berbeda dengan sikap Yakobus dan Yohanes yang tertuang dalam Injil hari ini. Mereka ingin melakukan hal yang spektakuler yakni menurunkan api dari langit untuk membinasakan orang-orang Samaria yang tidak mau menerima kedatangan Yesus. “Tuhan, bolehkah kami menurunkan api dari langit untuk membinasakan mereka?”
Para murid ingin menunjukkan kehebatan mereka dengan tindakan yang menakutkan. Mereka ingin memperlihatkan kuasa mereka. Tetapi itu dicegah oleh Yesus.
Yesus datang bukan untuk membinasakan tetapi untuk menyelamatkan manusia. Kadang kita tergoda untuk menggunakan kekuasaan atau kehebatan kita untuk menindas dan membinasakan orang lain. Sikap “sok kuasa” itu mudah dipakai untuk kesewenang-wenangan demi diri sendiri.
Santa Teresia justru menujukkan bahwa dengan mengasihi hal-hal yang kecil dapat menjadi kekuatan kita dalam mengabdi Allah. Dengan tekun dan setia menjalani panggilan hidup, kita pun bisa mencapai kehidupan yang sempurna.
Menjadi ibu yang baik di tengah keluarga, penuh kasih dan setia melakukan hal-hal sederhana di rumah, itu bisa menjadi wujud kesulitan seorang ibu. Santa Teresia dapat menjadi teladan kesucian bagi kita. Santa Teresia, doakanlah kami selalu.
Sungguh indah tarian jaipongan
Gerakannya rancak membikin hati terpana
Marilah kita tekun dan setia mengabdi Tuhan
Menjalani hidup sehari-hari dengan sederhana
Cawas, selamat memasuki Bulan Rosario.
