Puncta 02.02.19 Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah Lukas 2:22-40

0
675 views
Ilustrasi by Romo Bowe

Titip Rindu Buat Ayah (Ebiet G. Ade)

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini. Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan. Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari. Kini kurus dan terbungkuk

Namun semangat tak pernah pudar. Meski langkahmu kadang gemetar. Kau tetap setia

Ayah dalam hening sepi kurindu. Untuk menuai padi milik kita. Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan. Anakmu sekarang banyak menanggung beban.

Simbah puteri (nenek) saya datang, waktu saya ditahbiskan diakon di Kapel Kentungan. Beliau tidak Katolik. Beliau melongo melihat asrama seminari. “Wow mulane Joko ora nate mulih lha omahe gedhene sakmene”. (Makanya Joko tidak pernah pulang, lha rumahnya besar sekali).

Waktu bertemu dengan Bapak Kardinal, saya matur simbah, “Punika pangarsanipun sedaya rama-rama sak Indonesia” (Beliau pimpinan para rama seluruh Indonesia).

Simbah saya langsung ngekep (memeluk) Bapak Kardinal sambil berkata, “Matur nuwun Pak Kardinal, kula titip putu kula. Kula pasrahaken panjenengan. Pokokipun kula remen sanget” (Terimakasih Bapak Kardinal. Saya titip cucu saya ini. Pokoknya saya bahagia sekali).

Namun simbah tidak melihat saya ditahbiskan menjadi imam. Beliau meninggal sebelum saya menerima tahbisan imam. Saya merasa beliau bahagia walau hanya mengalami tahbisan diakon saya.

Hari ini kita merayakan Pesta Yesus dipersembahkan di Bait Allah. Simeon merasakan bahagia saat berjumpa dengan Yesus. Ia menatangNya sambil memuji Allah, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hambamu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firmanMu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripadaMu”.

Kedatangan Yesus membawa sukacita bagi Simeon dan Hana.

Syair Lagu Ebiet di atas menggambarkan bagaimana perjuangan seorang ayah membanting tulang demi keluarga dan anak-anaknya. Keringat mengucur deras tak dirasakannya. Perjuangan yang berat terasa membahagiakan saat melihat anaknya berhasil.

Kebahagiaan dan sukacitanya meluap saat anaknya diwisuda atau menikah, membangun keluarga rukun dan sejahtera.

Apakah hidup kita membawa sukacita, damai, syalom bagi orangtua dan orang-orang di sekitar kita? Senandungkan lagunya Ebiet itu dan bertanyalah pada diri sendiri, “Sudahkan aku membuat orangtuaku bahagia?”

Menanam padi di pinggir sawah. Sambil senda gurau dengan ibu-ibu.
Bahagianya jika ibu dan ayah. Melihat anak cucu bersatu padu.

Berkah Dalem,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here