PRAMUKA menggunakan tunas kelapa sebagai lambangnya. Dari pohon kelapa, kita bisa memakai untuk segala kebutuhan hidup manusia.
Dari buahnya kita bisa bikin es kelapa muda yang segar. Bathoknya bisa dipakai untuk berbagai kerajinan. Sabutnya bisa untuk kayu bakar atau penyaring air supaya bersih. Batang pohon kelapa bisa dipakai untuk bahan bangunan atau mebel. Umbut kelapa juga enak disayur. Daun kelapa dan lidinya bisa dipakai untuk membuat sapu. Pokoknya tidak ada satu bagian pun yang tidak berfaedah, semuanya berguna.
Hari ini, Yesus menggambarkan diriNya sebagai pokok anggur. Kita adalah ranting-ranting-Nya. Kita hanya bisa hidup dan berguna kalau bersatu dengan pokoknya yaitu Yesus sendiri. Sekecil apa pun peranan kita tetap punya makna bagi seluruh kehidupan.
Seandainya kita hanya menjadi ranting, semoga dapat untuk bergantungan buah yang segar. Seandainya kita hanya menjadi daun, semoga tumbuh subur dan rimbun sehingga memberi keteduhan sekitarnya. Bahkan seandainya peranan kita tidak nampak seperti akar di dalam tanah, semoga kita dapat menyalurkan makanan bagi seluruh batang. Ataupun seandainya kita menjadi bunga harum dan indah di pucuk, semoga kita tidak sombong karena bunga bisa dipetik dan layu.
Tetaplah menyatu dengan pokok anggur yaitu Yesus sendiri, supaya kita bisa saling berbagi kehidupan untuk bagian-bagian yang lain. Yang menjadi bunga atau buah jangan menyombongkan diri karena jika akarnya mati, buah atau bunga akan ikut layu dan akhirnya busuk. Yang menjadi akar juga tidak perlu rendah diri.
Walaupun tidak kelihatan namun justru punya peran sangat vital. Yang penting adalah tetap teguh menyatu dengan Yesus Sang Pokok Anggur dan percaya pada Bapa Sang Pengusahanya.
Kita bisa tetap teguh bersatu dengan Yesus jika kita rajin ikut Ekaristi-Nya, di sana kita menimba sumber kehidupan. Jangan lupa besuk pagi datang ke sumber hidup sejati yakni Ekaristi.
Selamat merenung dan berkah Dalem.