KITA semua pasti tahu kalau orang-orang Yahudi menantikan kedatangan Mesias. Mesias bagi mereka adalah pembawa keselamatan lahir batin dunia akherat sampai tuntas.
Mesias itu digambarkan sebagai Yang Maha Agung yang datang dari antah berantah. Mesias tak diketahui asal-usulnya tetapi dia datang mengubah total seluruh bumi. Bumi menjadi serba baru seluruhnya karena kuasa Mesias itu.
Maka ketika Yesus mengutip Kitab Nabi Yesaya, ”Roh Tuhan ada padaKu. Sebab Aku diurapiNya untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin. Dan Aku diutusNya memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, penglihatan kepada orang-orang buta, serta membebaskan orang-orang yang tertindas. Aku diutusNya memberitakan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang.”
Orang-orang Yahudi sangat heran. Apalagi ketika Yesus meyakinkan meraka bahwa Dia datang sebagai kegenapan kitab Nabi. Mereka tidak percaya.
Ketidak-percayaan itu ditujukan dengan sikap penolakan mereka kepada Yesus. Mereka semua tahu siapa Yesus dan darimana Dia datang. Mereka tahu bagaimana kehidupan keluarga Yesus. Pasti tidak sesuai dengan kondisi Mesias yang mereka percayai.
Tahu bahwa orang-orang sekampungNya menolak, Yesus justru menunjukkan kedegilan hati mereka. Tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Mereka disindir oleh Yesus karena mereka menutup hati terhadap pewartaanNya.
Ketika kita tidak percaya, maka tidak akan terjadi perubahan hidup yang membebaskan. Ketika kita menutup diri terhadap sesuatu yang baru, kita sedang berjalan mundur. Sikap orang-orang Nasaret itu harus menjadi pelajaran berharga bagi kita. Jangan menghakimi seseorang sebelum kita tahu persis duduk persoalannya. Orang-orang Nasaret itu tidak percaya, bahkan mereka menolak Yesus dan ingin melemparkanNya ke tebing.
Yesus menunjukkan kuasaNya. Ia lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi. Tanpa mereka berani menyentuh kulitNya sedikit pun. Yesus diam lewat di antara mereka, tetapi diam yang berwibawa.
Tidak akan ada orang yang berani menghalangi orang benar. Jika kita berani membela dan mengatakan yang benar, diam pun adalah kekuatan dasyat yang mempesonakan. Marilah kita belajar seperti Yesus, berani berkata tentang kebenaran kendati ditolak dan dijauhi dunia sekitarnya.
Jalan jalan ke Sampangan
Jangan lupa singgah di pelabuhan
Bertindaklah berdasarkan kebenaran
Jangan hanya karena kabar palsu dan kebohongan
Cawas, pada suatu waktu