TURUN dari Bandara Ahmad Yani Semarang, ada area photo booth bergambar Pak Jokowi naik sepeda. Banyak orang antri berfoto ria bersama Pak Jokowi, seolah sedang berboncengan ria dengan Pak Presiden.
Saya juga tidak ketinggalan ikut berpose bersama orang nomor satu di Indonesia. Walaupun cuma gambarnya saja, paling tidak sudah boleh nebeng kehebatan dan popularitasnya. Langsung diunggah di instagram atau di FB. Hebat kan?
Di bawah sadar kita, setiap orang ingin dihargai. Walaupun hanya numpang ngetop, namun cukup memberi kepuasan diri.
Orang-orang Nasaret itu memaksa Yesus membuat mukjizat di tempat asalnya, seperti yang heboh tersiar di Kapernaum. Mereka juga ingin seperti orang Kapernaum yang jadi terkenal karena banyak mukjizat Yesus di sana.
Yesus tahu pikiran mereka dengan berkata, “Perbuatlah di sini, di tempat asalMu ini, segala yang kami dengar telah terjadi di Kapernaum!”
Sebenarnya tidak ada gunanya sama sekali berselfie ria dengan dengan artis, orang top, pejabat, uskup bahkan mungkin dengan paus atau Yesus sekalipun, kalau itu hanya untuk gagah-gagahan saja.
Apa mereka itu kenal sungguh, misalnya, kapan ulangtahunnya Paus, uskup atau siapa Yesus yang sesungguhnya? Jangan-jangan hanya tahu luarnya saja. Tidak tahu menahu tentang kesulitannya, perjuangannya, penderitaannya untuk mencapai tingkat kepribadian yang seperti sekarang ini.
Kita bisa langsung ingat bagaimana Yesus dicobai setan di Padang Gurun saat Dia berpuasa. Setan memaksa Yesus membuat mukjijat, mengubah batu menjadi roti. Yesus menolak. Orang-orang Nasaret menjadi sangat marah dan ingin melemparkan Yesus ke tebing gunung.
Mereka bertindak seperti iblis saat kemarahan menguasai mereka. Bukan kehebatan yang mau ditonjolkan Yesus tetapi perjuangan mengatasi berbagai kesulitan hidup, memanggul salib. Itulah yang seharusnya ditiru (difoto) oleh banyak orang. Jangan hanya berselfie ria tetapi ikutlah berjuang supaya menjadi pribadi yang berhasil.
Jangan bangga ikut nempel ketenaran orang lain, apalagi hanya bisa berselfie ria sesaat. Tetapi banggalah jika bisa meneladan kebaikan dan keutamaan mereka untuk kehidupan kita seterusnya. Bahkan kalau harus ikut menderita karenanya.
Pagi-pagi duduk di pinggir jalan menunggu taxi
Berteduh di bawah terik matahari
Jangan hanya senang berfoto dengan Jokowi
Tapi ingat apa yang harus dibuat bulan April nanti
Berkah Dalem,