Puncta 03.04.19 Yoh 5: 17-30: “Kacang Mangsa Ninggala Lanjaran”

0
843 views
Menemukan kehadiran Tuhaan di balik kegiatan harian di kebun biara rubiah karmel Flos Carmeli di Batu. (Mathias Hariyadi)

(Kacang panjang – Vigna Sinensis tak akan meninggalkan tonggak tempatnya merambat).

BAMBANG Irawan adalah putra Arjuna dari Dewi Ulupi. Perawakannya persis ayahnya.

Tutur kata dan tindak-tanduknya meniru kehalusan budi Arjuna. Mereka seperti pinang dibelah dua. Maka ketika dia hendak pergi mencari ayahnya di Negeri Amarta, berjumpalah dia dengan seorang raksasa yang sedang mencari Arjuna.

Raksasa itu bernama Kalasrenggi. Ia ingin membalas kematian ayahnya yang dibunuh Arjuna. Ketika Kalasrenggi bertemu Irawan, ia mengira itu adalah Arjuna.

Dendam Kalasrenggi membara. Dia bersumpah membalas kematian ayahnya. Mereka berperang. Keduanya tewas bersama-sama. Mati sampyuh. Irawan mati membela ayahnya. Arjuna menangisi kematian Irawan.

Peribahasa “Kacang mangsa ninggala lanjaran” menggambarkan perilaku anak tidak akan jauh berbeda dengan bapanya.

Seperti kacang panjang bertumbuh mengikuti tonggak/tusur tempatnya merambat, begitulah seorang anak akan meniru perilaku ayahnya.

Jika kacang menjalar di tanah, proses penyerbukaan tidak akan sempurna dan buahnya tidak tumbuh baik. Maka kacang akan menjalar pada galah tempatnya berkembang.

Yesus berkata, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga”. Allah adalah BapaNya.

Maka Ia menerangkan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya”.

Yesus berasal dari Allah. I

a menyebut Allah sebagai BapaNya. Hal ini yang membuat orang-orang Yahudi marah kepadaNya. Ia dituduh menyamakan diri dengan Allah. Ia dianggap menghujat Allah.

Apalagi Yesus menyatakan, “Bapa telah memberikan kuasa kepada Anak untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia.”

Yesus mengungkapkan jatidiri-Nya sebagai Anak Allah karena berasal dari Allah. Ia melaksanakan kehendak Allah untuk menyatakan kebenaran agar semua yang percaya mempunyai hidup kekal. Kita pun sebagai murid-muridNya dipanggil untuk bersaksi tentang kebenaran.

Tantangan dan hambatan untuk itu sangat berat. Banyak orang yang tidak percaya dan menghalangi kita. Orang lebih suka hidup dengan menyembunyikan kebenaran.

Merekalah yang akan menentang murid-murid Kristus yang setia pada kebenaran. Kendati berat – seperti memanggul salib – marilah kita mengikuti Kristus, berani mewartakan kebenaran.

Lemper dibuat dari beras ketan
Dibungkus dengan daun jati
Mengikuti Kristus wartakan kebenaran
Berani memanggul salib sampai mati

Berkah Dalem,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here