BANYAK tradisi pemuridan yang dapat kita baca dalam Kitab Suci. Zaman dahulu murid mencari seorang guru yang bijaksana untuk menimba ilmu. Entah ilmu kesaktian, olah batin, kerohanian ataupun pengetahuan.
Kisah-kisah pewayangan menggambarkan seseorang ksatria atau rakyat jelati berguru kepada begawan, pandita, brahmana atau guru sakti. Mereka mencari “ngelmu” dan begawan atau pandita yang pandai, bijaksana dan sakti akan diikuti oleh banyak murid.
Kita bisa membaca kisah Bimasena yang berguru pada Pandita Durna untuk memahami arti Banyu Suci Perwita Sari.
Murid mencari dan para guru menjabarkan ajaran-ajaran bijaksana. Guru menunjukkan jalan bagaimana murid memperoleh kesempurnaan.
Dalam “ngelmu Jawa” seorang guru memberi pertanyaan reflektif seperti: “Golekana susuhing angin atau Golekana tapaking kuntul nglayang atau Golekana galihing kangkung”
Atau pertanyaan lain: “Apa sing luwih peteng tinimbang petenging wengi, apa sing luwih padhang ngungkuli gagating raina, apa sing dhuwur ngungkuli langit, apa sing rikat ngungkuli angin lan apa sing akeh ngungkuli suket”.
Para murid diminta menggali dan memahami arti “ngelmu” kerohanian tinggi.
Bacaan Injil hari ini juga berkisah tentang hubungan guru-murid.
Yohanes Pembaptis bersama dua muridnya. Yang seorang bernama Andreas. Yang lain tidak disebut namanya. Yohanes Pembaptis menunjukkan murid-muridnya siapa yang harus diikuti, dialah Anak Domba Allah yang telah muncul yakni Yesus. Dua orang murid itu lalu mengikuti Yesus.
Yesus bertanya kepada mereka, “Apa yang kamu cari?”
Mereka tidak menjawab mau mencari apa, tetapi ingin mengenal siapa Yesus. Mereka menjawab, “Guru, dimanakah Engkau tinggal?”
Yesus membuka diri dengan berkata, “Mari dan lihatlah.”
Injil Yohanes sengaja tidak menyebut nama murid kedua. Biar pembaca mengisi sendiri. Murid itu bisa saya, kamu atau kita yang membaca atau mendengarnya. Yesus mengundang kita untuk datang dan melihat (berproses mengalami) agar mengenal lebih dekat denganNya.
Sesudah tinggal bersama dengan Yesus, Andreas mewartakan pengalaman itu kepada Simon, saudaranya. Simon diperkenalkan kepada Yesus dan diberi nama baru yakni Kefas artinya Petrus.
Konsekwensi orang yang kenal dengan Yesus diberi tugas mewartakan dan mengajak orang lain ikut mengenalNya. Apakah kita sungguh-sungguh mengenal Kristus ? Apakah kita sudah mewartakan Kristus kepada orang lain?
Nonton wayang dalangnya Ki Entus.
Pesinden cantik namanya Suyahni.
Kita bisa mengenal Kristus
Kalau kita mencintai ekaristi
Berkah Dalem