BUDAYA blusukan bukan hanya dilakukan oleh Presiden Jokowi. Tetapi pada awal Gereja Perdana, Paulus sudah membuat acara blusukan kemana-mana untuk mewartakan Injil.
Paulus dan Silas menyeberang ke Makedonia dan mengabarkan Injil di sana. Di Filipi mereka menyusuri tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang. Mereka bertemu dengan perempuan-perempuan dan “sharing pengalaman iman”.
Salah satu dari mereka adalah Lidia yang turut mendengarkan dan menjadi percaya. Lidia dan seisi rumahnya dibaptis.
Paulus dan Silas diundang untuk singgah di rumah mereka. Pastoral kunjungan keluarga sudah dibuat sejak zaman Paulus. Kini para pastor juga diajak untuk rajin berkunjung ke keluarga-keluarga. Sungguh sangat banyak manfaat dari pastoral kunjungan.
Saya mengalami sendiri. Banyak kasus-kasus keluarga dapat diberi jalan penyelesaiannya. Ada yang ingin membereskan perkawinan. Ada yang ingin baptisan bayi. Para lansia yang ingin baptis juga minta didampingi. Bahkan ada anak yang tertarik masuk seminari, karena mengenal lebih dekat pastor yang sering “blusukan” kunjungan keluarga.
Mereka yang kurang rajin ke gereja, karena disapa dengan kunjungan menjadi rajin dan aktif mengikuti misa harian. Sungguh pastoral kunjungan sangat banyak berkahnya.
Kesediaan dan keterbukaan Lidia dan keluarganya mengundang Paulus ke rumahnya menjadi model keluarga yang dikaruniai rahmat Tuhan. “Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya pada Tihan, marilah menumpang di rumahku”.
Tuhan akan melimpahkan berkat-Nya, jika kita mau mengundang Allah tinggal di rumah kita.
Para pastor ayo blusukan ke rumah umat mewartakan Kabar Sukacita bagi mereka.
Selamat merenungkan. Tuhan memberkati.