MINGGU kedua Adven ini Gereja menampilkan tokoh Yohanes Pembaptis yang datang mewartakan pertobatan.
Lukas sangat jelas menggambarkan panggung kisah kemunculan Yohanes. Saat Kaisar Tiberius memerintah. Pontius Pilatus menjadi wali negeri di Yudea. Herodes jadi raja di Galilea dan Hanas Kayafas menjadi imam agung.
Yohanes adalah tokoh sejarah yang tampil pada masa itu. Kedatangannya untuk mengajak orang bertobat. Baptis yang dia anjurkan adalah tanda pertobatan supaya dosa orang diampuni Tuhan.
Yohanes ingin mengembalikan orang kepada Allah. Gambaran pertobatan itu nampak dalam pewartaannya: “Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagiNya”.
Yohanes ingin menyiapkan umat untuk menyambut kedatangan Tuhan. Yang harus dilakukan adalah perubahan sikap yakni bertobat.
Kalau program Jokowi membuat Revolusi Mental berhasil, dipastikan akan ada perubahan cara pandang, sikap hidup dan perilaku yang baik sebagai seorang anak bangsa. Orang diajak kembali menghayati Pancasila sebagai way of life Bangsa Indonesia.
Kalau Pancasila itu dihayati sebagai pedoman hidup, orang akan mencintai NKRI dan menghargai kebhinekaan yang memperdamaikan semua.
Dalam konteks ini sebagai Bangsa Indonesia kita diajak bertobat. Jangan pernah berpikir membuat negara di dalam negara atau mencoba mengganti falsafah hidup yang sudah mengakar sejak nenek moyang kita.
Yohanes hadir pada waktu itu juga ingin membangun Revolusi Mental. Mengembalikan orang kepada Allah yang sejati. Pertobatan itu dalam bahasa Jokowi adalah revolusi mental.
Marilah dalam masa Adven ini kita membuat revolusi iman yakni perubahan hidup dengan bertobat. Kembali kepada Allah yang benar dan memperbaharui diri untuk menyongsong kedatangan Almasih yakni Yesus Kristus yang menjadi manusia.
Naik kereta ke Surabaya. Yang baru saja terima Guangzhou Award. Kedatangan Tuhan hampir tiba. Mari gunakan waktu untuk bertobat. Berkah Dalem.