Puncta 11.03.19 Matius 25:31-46: Ketidaktahuan

0
3,116 views
Ilustrasi: Om Simon berjualan abu gosok (Eman Dapa Loka)

SEORANG bos perusahaan ingin memberi hadiah ulangtahun kepada sopirnya. Ia pergi ke toko batik. Ia minta kepada pelayan menunjukkan sampel baju-baju batik.

Pelayan itu menawarkan, “Ini tuan, batik yang bagus, harganya 1.5 juta”.
“Kemahalan”.

Boss itu melihat baju yang lain. “Ada yang di bawah itu?”
Pelayan mengambil batik lain. “Ini tuan, cukup baik, Cuma 750 ribu”.
“Masih terlalu mahal” kata sang bos.
“Atau yang ini, 500 ribu. Kalau ini 250 ribu. Cukup baik”.

Akhirnya si Bos memilih batik seharga 70 ribu. “Tolong dibungkus kado ya mbak!!”

Di lain kesempatan sopirnya pergi ke toko batik untuk memberi hadiah bagi bosnya yang berulangtahun.

Ia ingin memberi kejutan. “Ada batik yang bagus mbak? Bos saya ulang tahun”.

Pelayan memberi batik seharga 250 ribu. Si sopir minta yang agak mahal supaya bossnya tidak tersinggung diberi hadiah murahan. Pelayan menunjukkan baju seharga 500 ribu. Sopir bilang kurang bergengsi. Pelayan memberi baju seharga 1 juta. Ia masih menawar dicarikan batik yang cukup pantas untuk bosnya.

Akhirnya sopir itu membeli baju seharga 1,5 juta untuk hadiah bosnya. Harga baju itu adalah separoh dari gajinya tiap bulan.

Dalam perumpamaan bacaan Injil hari ini, Yesus menekankan dua hal.

Pertama, untuk memperoleh mahkota Kerajaan Allah, orang harus mau memberi pertolongan kepada sesama. Pemberian itu dilakukan dengan tulus iklas tanpa pamrih. Tindakan memberi itu dilakukan dalam “ketidak-sadaran”. Pertolongan itu tidak dibuat-buat atau mengada-ada.

Mereka tidak peduli pemberian itu untuk siapa. Mereka diumpamakan seperti domba-domba di sebelah kanan yang bertanya, “Bilamana kami melihat Engkau lapar, haus, telanjang, sakit atau di dalam penjara atau menjadi orang asing? Kapan itu Tuhan?” Yesus menegaskan, “Jika tangan kananmu memberi, jangan sampai diketahui tangan kirimu”

Kedua, pemberian kepada orang miskin, hina dina identik dengan memberi kepada Yesus sendiri. Yesus menampakkan diri dalam pribadi mereka yang hina, miskin, rendah, tersingkir. Yesus memilih hadir dalam diri orang kecil.

Gereja harus mempunyai opsi untuk menolong orang kecil karena di dalam diri mereka Yesus hadir. Santa Teresa dari Kalkuta memilih melayani orang-orang miskin, terlantar, sakit, tersingkir di India. Yesus bersabda, “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”. Ada banyak orang miskin di sekitar kita. Bukan dalam hal materi, tetapi miskin perhatian, miskin kasih sayang, miskin sapaan, miskin sentuhan, miskin waktu, dan aneka miskin yang lain. Dalam diri mereka yang miskin itulah Yesus hadir.

Pergi ke dealer untuk membeli honda
Mendapat bonus selusin cangkir
Marilah menolong mereka yang hina
Dalam diri mereka Yesus hadir

Berkah Dalem,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here