SEORANG mahasiswa bernama Tommy ikut mata kuliah filsafat. Ia tidak percaya bahwa Tuhan itu ada. Ia seorang ateis. Ia masuk kelas dengan rambut acak-acakan, bajunya setengah dimasukkan. Badannya kurus tak terawat. Ia selalu buat ulah di kelasnya.
Ia bertanya kepada dosennya: “Prof, sepanjang hidup saya, saya berusaha mencari Tuhan, bertanya tentang eksistensiNya tetapi selama itu pula saya tidak menemukan Tuhan”.
Profesor itu menjawab dengan tenang : “Tom, Tuhan itu Maha Kasih. Siapa pun kamu, Dia tetap mengasihi. Kalau kamu punya kasih, di situ ada Tuhan. Bukan kamu yang akan menemukanNya, tetapi Tuhan yang akan menemukanmu. Ingatlah itu.”
Tommy keluar meninggalkan kelas dengan gontai. Berbulan-bulan Tommy tidak nongol di kelas.
Sang dosen diberitahu bahwa Tommy sakit. Ia datang mengunjungi mahasiswanya di rumah.
Tommy menyambut dengan senyuman ramah walau ia harus terbaring. “Prof, terimakasih. Apa yang anda katakan di kelas itu benar. Bukan saya yang menemukan Tuhan tetapi Tuhanlah yang menemukan saya,” kata Tommy mengawali ceritanya.
“Saya divonis dokter dengan penyakit leukimia stadium empat. Tidak lama lagi saya akan pergi.”
“Apalah artinya hidup kalau tidak punya kasih. Waktu yang tersisa ini saya banyak bercerita dengan papa mama tentang kasih. Saya mulai bersyukur atas kasih mereka. Saya bangga dengan cintakasih mereka dan orang-orang di sekitar saya. Ketika saya punya kasih, saya melihat Tuhan sangat dekat. Tuhan ada di dalam hati saya. Tuhan sudah menemukan saya. Saya merindukan teman-teman di kelas kita” kata Tommy mengakhiri ceritanya.
“Kita akan ketemu lagi Tom” kata Sang dosen menjabat tangan Tommy erat. Ternyata hari itu adalah pertemuan terakhirnya dengan mahasiswanya yang bengal itu. Tuhan telah menemukannya dan membawanya kembali ke pangkuanNya.
Bacaan hari ini menggambarkan Bapa adalah gembala yang baik. Ia mencari satu domba yang hilang tersesat, meninggalkan 99 yang tidak sesat, sampai ketemu. Bapa kita tidak membiarkan satu anakNya pun hilang sesat. Sifat Bapa yang penuh kasih itu lebih memperhatikan anaknya yang “tidak beres”.
Kita ini anak-anak yang “tidak beres” karena dosa. Kita dicari, diperhatikan dan lebih dicintai supaya kita kembali ke pangkuanNya.
Allah sungguh luar biasa kasihNya. Dengan caraNya Ia pasti menemukan kita.
Beli rujak buahnya sirsat. Perut mules harus minum obat. Kita ini domba-domba yang sesat. Kita butuh Tuhan agar bisa bertobat. Berkah Dalem.