SIKAP seorang hamba sama dengan sikap seorang murid yang sedang berguru. Sikap itu dapat kita lihat dalam kisah Dewa Ruci.
Alkisah Bima mempunyai guru yakni Drona. Bima disuruh apapun selalu patuh dan setia. Bahkan ketika disuruh masuk hutan belantara dan terjun ke dasar samudera raya untuk menemukan air suci, Bima melakukan dengan rela hati. Bima yakin bahwa melakukan perintah guru atau atasan adalah darma.
Hari ini Yesus mengajarkan sikap taat dan setia pada Tuhan sebagaimana hamba yang baik. “Kami ini hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan”.
Bacaan ini menggambarkan kepatuhan seorang hamba, berjuang keras semakin mengenal diri dan tuan yang kita abdi. Dalam pribadi Bima-Dewa Ruci terpenuhi manunggaling kawula-Gusti
. Dalam relasi kita dengan Tuhan pun juga terarah pada persatuan mesra dengan Tuhan. Maka sebagai hamba, abdi kita diajak bersikap patuh pada Tuhan. Kepatuhan itu memungkinkan kita makin mengenal diri dan akrab dengan Tuhan.
Semoga kita semakin patuh, taat dan setia pada Tuhan. Tua-tua keladi. Makin tua makin jadi. Lebih baik kita mengabdi. Pada Tuhan Sang Junjungan hati.