MASA Prapaskah adalah masa turne ke stasi-stasi untuk melayani Ekaristi sekaligus menerimakan Sakramen Tobat.
Waktu itu saya turne ke Stasi Beginci Darat, Desa Lubuk Kakap yang berjarak kurang lebih 123 km dari Tayap. Supaya umat tertarik datang ikut sakramen tobat, saya umumkan akan memutar film The Passion. Dengan semangat saya bawa LCD dan laptop. Umat yang datang ke rumah Pak Ismael, Ketua Stasi membludag, karena belum pernah ada pemutaran film.
Ternyata oh ternyata, genset di kampung tidak mampu mengangkat LCD. Lalu mereka sepakat seluruh rumah di kampung itu listriknya harus dimatikan supaya genset bisa digunakan untuk menonton film. Bencana lain datang, minyak solarnya menipis. Alhasil film itu tidak sampai selesai diputar, karena gambarnya mulai mengecil, mengecil dan habis. Kendati tidak berhasil, mereka antusias ingin menyaksikan sesuatu yang baru.
Waktu itu saya merasakan sungguh-sungguh ikut memanggul salib. Mengalami segala keterbatasan dan ketak-berdayaan. Hati ini rasanya ingin menjerit.
Yang mau saya renungkan dalam Injil hari ini adalah para murid yang segera pergi mengikut Yesus. Ketika Yesus berkata, “Mari, ikutlah Aku. Kalian akan Kujadikan penjala manusia.”
Mereka segera meninggalkan jalanya. Begitu juga dengan Yohanes dan Yakobus. Mereka meninggalkan perahu (pekerjaan) dan ayahnya (keluarga, komunitas). Apa yang menarik dari Yesus, padahal Dia bukan nelayan, tak punya kompetensi tentang mencari ikan. Dia adalah tukang kayu!!
Ada sesuatu yang baru yakni dari penjala ikan menjadi penjala manusia. Menjala manusia untuk mewartakan Kerajaan Allah yang sudah dekat.
Yang pasti kualitas pribadi Yesus adalah daya tarik bagi mereka. Isi pewartaan yang baru membuat mereka tertarik ikut SEGERA bersama Yesus. Kiranya kita (Gereja) harus mencari format-format baru yang kreatif dan menarik bagi pewartaan Kerajaan Allah. Dunia kita sudah masuk revolusi industri 4.0 bahkan Internet of Things tak lama lagi akan datang. Siapkah kita?
Ada dupa ada ratus. Baunya membumbung ke angkasa.
Kalau kita ikut Yesus. Harus berani meninggalkan segalanya.
Berkah Dalem,
Rm. A, Joko Purwanto Pr