PW Maximilianus Maria Kolbe, Imam dan martir
Matius 19: 3-12
DALAM film The Last Train To Auschwitz tergambar bagaimana kekejaman Nazi yang membantai jutaan orang Yahudi di kamp konsentrasi Auschwitz.
Banyak orang dibunuh dengan gas sianida yang mematikan. Ada pula yang ditembak, digantung, dibuang tanpa diberi makan.
Pastor Kolbe ditangkap tentara Gestapo karena menyembunyikan pengungsi dari Polandia, termasuk 2000 orang Yahudi. Pada 25 Mei 1941 ia digiring masuk Camp Auschwitz I.
Pada Juli 1941, salah seorang tawanan melarikan diri. Komandan camp mengambil 10 orang dari barak Kolbe untuk dihukum mati. Hal ini dilakukan sebagai hukuman agar mereka tidak mencoba melarikan diri.
Salah satu dari mereka adalah Franciszek Gajowniczek. Ia berkeluh kesah pada Pastor Kolbe tentang keluarga dan anaknya yang masih kecil. Ia berharap bisa berkumpul kembali dengan keluarga yang dicintainya.
Pastor Kolbe tergerak oleh rasa belaskasihan. Ia bersedia menggantikan posisi Franciszek menjalani hukuman. Sepuluh orang itu dimasukkan ke tahanan tanpa diberi makan.
Setelah tiga pekan, tujuh orang mati karena kelaparan dan dehidrasi. Hanya tiga orang masih bertahan termasuk Kolbe.
Akhirnya Kolbe dan temannya dibunuh dengan suntikan asam karbolik. Pada 14 Agustus 1941, Pastor Kolbe meninggal. Ia dinyatakan sebagai martir kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada 10 Oktober 1982 dan dihadiri oleh Franciszek Gajowniczek dan keluarga besarnya.
Bacaan Injil hari ini bercerita tentang keutuhan keluarga.
Orang-orang Farisi mencobai Yesus dengan bertanya, “Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?”
Yesus dengan tegas mengatakan, “Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”
Gereja terus menerus memperjuangkan nilai keutuhan perkawinan ini. Santo Maximilianus Maria Kolbe membela keutuhan keluarga itu dengan mengorbankan nyawanya untuk keluarga Franciszek agar mereka selamat dan tetap utuh bersatu.
Kendati ia seorang imam, tetapi ia sangat mengasihi keluarga. Ia berharap keluarga rukun bersatu dalam damai dan ketentraman, saling mencintai dan menerima pasangan.
Karena cintanya pada keutuhan keluarga, Santo Maximilianus Maria Kolbe dijadikan pelindung bagi keluarga-keluarga kristiani. Marilah kita mohon doanya agar keluarga kita diberkati dan dilindungi Tuhan.
Bunga anggrek dan bunga cempaka.
Bersemi indah di taman doa.
Maria Kolbe membela hidup keluarga.
Mari kita mohon doa restunya.
Cawas, mimpi naik sepeda….