Matius 17:10-13
YOHANES PEMBAPTIS adalah penjelmaan Nabi Elia. Yohanes Pembaptis menghadirkan warta pertobatan sebagaimana Elia melakukannya dahulu kepada Raja Ahab dan Ratu Izebel.
Oleh mereka Israel dibawa kepada penyembahan dewa-dewa Baal. Israel berpaling dari Yahwe Allah mereka.
Maka Allah mengutus Elia untuk mengingatkan bangsanya. Yohanes Pembaptis berpakaian jubah bulu unta dan berikat pinggang kulit, seperti Elia. Makanannya belalang dan madu hutan. Ini adalah cara hidup asketis, mati raga demi kehendak Allah. Yohanes Pembaptis mengajak umat bertobat dan kembali kepada Allah. Ia menyiapkan Allah yang akan melawat umatNya.
Para ahli Taurat sebenarnya tahu, karena mereka mempelajari Kitab Suci, bahwa Elia akan dating lagi. Yesus paham siapa yang dimaksud para ahli Kitab itu. Dialah Yohanes Pembaptis. Elia sudah menampakkan diri lagi dalam diri Yohanes Pembaptis. Tetapi orang-orang tidak mengenalnya dan para ahli kitab pura-pura tidak mengetahuinya.
Padahal mereka membaca dan mempelajari kitab suci. Tulisan kitab suci itu ditafsirkan sendiri menurut kehendak dan kemauan mereka. Kalau tidak sesuai dengan kemauan mereka, maka isi kitab suci itu dibelokkan dan diberi makna sendiri.
Betapa sering kita mengabaikan nasehat, anjuran, teguran, ajakan baik dari orang-orang yang diutus Tuhan. Orangtua menasehati, kita cuekin. Para guru mengajar yang baik, kita acuhkan. Pastor mengajak hidup baik dan saleh, kita sepelekan. Teman-teman memberi teguran, masuk telinga kiri keluar telinga kanan.
Tuhan Allah mengutus orang-orang baik dan bijaksana untuk mengingatkan kita melangkah di jalan yang benar. Tetapi seringkali kita mengabaikan dan membuangnya.
Perkataan Yesus itu tidak hanya ditujukan kepada orang-orang sebangsaNya. Tetapi juga masih relevan bagi kita. Yesus mengingatkan bahwa Yohanes datang untuk mengarahkan umat ke jalan yang benar, menyembah Allah dan mematuhi perintahNya.
Tetapi orang-orang tidak mempercayainya. Bahkan Yesus sendiri juga ditolak sehingga Ia harus menderita sengsara dan mati di kayu salib. Itu karena hati orang sudah bebal membatu.
Masa Advent ini warta tentang pertobatan digemakan lagi lewat tokoh Yohanes Pembaptis.
Apakah kita seperti orang-orang pada waktu itu yang tidak percaya dan mengabaikan pertobatan? Apakah kita cuek-cuek saja dan tidak mau menanggapi kedatangan Almasih?
Yesus berkata, “Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”
Temanku suka tahu pong, aku suka tahu bacem.
Hai teman janganlah bengong, siapkan hati untuk Natal yang adem
Cawas, latihan tari gidal gidul