Minggu Biasa XXXIII Matius 25:14-30
KITA semua tahu bagaimana karier politik Jokowi si tukang kayu, pegusaha mebel ini melejit. Dia berasal dari keluarga sederhana. Hidupnya bersahaja, tekun, lurus dan jujur. Usahanya makin dikenal dunia. Trust atau kepercayaan itulah modal yang dikembangkan.
Dunia politik dimulai dengan menjadi Walikota Solo dua periode bersama FX Hadi Rudyatmoko. Ia memajukan dan menata kotanya. Dari kota Solo, dia dipercaya maju ke Jakarta menjadi gubernur bersama Basuki Tjahaya Purnama.
Dengan model ”blusukan” ia melihat dan menyelami kehidupan rakyat bawah.
Dari Jakarta, Jokowi maju ke RI-1 dalam pemilu presiden 2014. Ia berhasil menjadi presiden ketujuh bersama Jusuf Kalla sebagai wakilnya.
Fenomena ini membuka wawasan anak-anak bangsa bahwa tidak ada yang mustahil bagi seorang rakyat jelata bermimpi menjadi presiden. Tidak harus dari dinasti atau TNI, tetapi rakyat jelata pun bisa memimpin negeri ini.
Pastilah dibutuhkan talenta, kejujuran, kualitas, komitmen, tanggungjawab dan kerja keras. Jokowi sudah menunjukkannya kepada kita semua. Tidak ada yang mustahil kalau kita mau maju dan berusaha.
Bacaan Injil hari ini berbicara tentang talenta. Yesus memberi perumpamaan tentang orang yang diberi lima talenta, dua talenta dan satu talenta.
Mereka diminta untuk mengembangkannya. Orang yang diberi lima dan dua talenta mengembangkan modal itu dan masing-masing berlaba.
Tuan itu berkata, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik dan setia. Karena engkau telah setia memikul tanggungjawab dalam perkara kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggungjawab dalam perkara yang besar.”
Untuk dapat dipercaya dalam perkara besar, kita harus mulai dengan yang kecil-kecil dulu. Kalau kita berhasil, maka tugas yang lebih besar akan dipercayakan kepada kita. Kalau diberi tanggungjawab yang kecil saja kita tidak becus dan malas, tak mungkin orang akan memberi kepercayaan yang lebih besar kepada kita.
Kalau kita gagal, peluang itu akan diberikan kepada mereka yang berhasil. Maka siapa yang mempunyai akan diberi sampai berkelimpahan. Siapa pun yang gagal, apa pun yang ada padanya akan diambil. Hilanglah peluang dan kesempatan itu.
Ayolah guys, jangan sia-siakan talenta yang diberikan kepada kita.
Siang-siang mengupas buah mangga.
Rasanya manis sampai habis dua.
Mari kita kembangkan talenta.
Hidup jadi bermanfaat bagi dunia.
Cawas, pemahaman tingkat tinggi…