Puncta 16.10.18. Lukas 11: 37-41 Berikan Isinya

0
3,416 views
Ilustrasi: Kaum Farisi (Ist)

ORANG-orang Farisi adalah kelompok Yahudi yang sangat ketat dan kaku dalam melaksanakan hukum. Mereka taat sampai hal-hal yang kecil. Namun mereka membuat hukum menjadi belenggu yang membebani bagi banyak orang. Yang tidak tepat jika hukum diterapkan kepada orang lain tetapi dirinya sendiri tidak melakukannya.

Ada orang yang “kebal hukum” atau hukum “tebang pilih” atau sering ditafsirkan “tajam ke bawah tumpul ke atas”. Mereka heran waktu Yesus makan tidak mencuci tangan lebih dahulu. Mereka menganggap hal itu sebagai sesuatu yang najis. Tidak pantas dilakukan. Yesus mengetahui pikiran mereka. Maka Yesus berkata, “Hai orang-orang Farisi, kamu membersihkan cawan dan pinggan bagian luar, tetapi bagian dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan”. Orang munafik itu adalah orang yang antara kata dan tindakan tidak sama. Apa yang di dalam hati atau pikiran berbeda dengan yang di luar sebagai tindakan atau penampakan. Luarnya pakai baju suci-suci tetapi pikiran dan hati dipenuhi iri hati, kebencian dan dendam.

Atau sebaliknya tutur katanya saleh kutip ayat sana ayat sini tetapi perilakunya korupsi, penuh kemaksiatan.

Orang Jawa bilang, “Gajah diblangkoni, bisa kotbah ora bisa nglakoni”. Bisa jadi kita juga meniru orang Farisi berlaku munafik. Melakukan aturan hanya takut dihukum atau pengin dipuji cari nama.

Marilah koreksi diri.

Kata-kata Yesus itu juga berlaku atau ditujukan bagi kita. Ada lagu yang mengingatkan kita agar bersikap jujur.

Aja sok gampang janji wong manis yen ta amung lamis. Becik aluwung prasaja ni mas ora agawe gela. (Jangan mudah berjanji kalau cuma berpura-pura saja. Lebih baik terbuka tidak buat orang kecewa).

Malam Minggu makan bubur. Dicampur udang goreng mentega. Lebih baik hidup jujur. Hati akan ringan dan lega. Berkah Dalem.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here