PADA suatu kali, saya misa di lingkungan pedalaman. Rumah ketua umat yang dipakai sebagai tempat misa tidak terlalu luas. Umatnya banyak berdesak-desak.
Ada seorang ibu mempunyai anak masih kecil. Anak itu menangis terus. “Mungkin karena pengap kepanasan” pikir saya.
Supaya tidak mengganggu misa, saya bilang, “Keluarkan saja biar tenang”.
Ibu muda itu “thingak-thinguk” ragu-ragu.
Saya bilang sekali lagi, dan ibu itu langsung menyusui anaknya. Anak itu menyusu dan diam tenang.
Saya melanjutkan misa dengan kecut sambil berdoa “Gusti paringana kuat”.
Kadang kita beranggapan anak kecil hanya mengganggu saja. Lari sana sini, teriak melengking, menjerit-jerit, mengganggu kekhusukan misa. Maka ada paroki yang membuat Sekolah Minggu. Anak-anak diajak main dan berdoa sendiri terpisah dengan Ekaristi. Jika selesai komuni, anak-anak digiring menerima berkat dahinya.
Di situ kita justru menghalangi anak-anak berjumpa Yesus. Seperti para murid yang marah ada orangtua membawa anak-anak mereka berjumpa Tuhan.
Kita sering justru menghalangi anak-anak bertemu dengan Yesus karena kita anggap mereka hanya mengganggu saja. Tetapi Yesus justru membiarkan anak-anak itu datang dan memberkati mereka. Justru orang-orang seperti merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Semoga kita tidak menghalangi anak-anak datang pada Yesus.
Salam Obor Asian Games. Besuk kita mulai pesta olahraga se-Asia. Jadilah tuan rumah yang baik. Berkah Dalem.