MENANGGAPI perkiraan orang tentang datangnya Kerajaan Allah yang segera datang, Yesus menanggapi dengan perumpamaan. Seorang bangsawan yang mempercayakan mina kepada hamba-hambanya.
Masing-masing diberinya satu mina. Hamba yang pertama berhasil mengembangkan menjadi sepuluh mina. Hamba kedua menghasilkan lima mina.
Tuan itu mengganjar mereka dengan mempercayakan kota-kotanya.
Yang sepuluh mina diberi sepuluh kota. Yang lima mina diberi ganjaran memerintah lima kota. Namun hamba ketiga tidak bisa mengembangkan mina itu karena dia beranggapan tuannya kejam, keras, cari untung.
Tuan itu marah dan menyuruh mengambil mina itu dan memberikannya kepada yang berhasil mengembangkannya. Hamba yang jahat itu dihukum oleh tuannya.
Kata tuan itu, “Setiap orang yang mempunyai, ia akan diberi; tetapi siapa yang tidak mempunyai, daripadanya akan diambil, juga apa yang ada padanya.”
Dari pengalaman hidup kita, orang yang menunjukkan sikap tanggungjawab, dia akan lebih banyak diberi kepercayaan. Orang yang bisa diberi tanggungjawab kecil, dia akan diberi kepercayaan yang lebih besar.
Semakin dia dapat dipercaya semakin banyak diberi tanggungjawab.
Sebaliknya, ketika kita tidak mampu menunjukkan tanggungjawab, maka dia tidak akan dipercaya. Bahkan tugas-tugas yang ada padanya, akan diberikan kepada orang lain karena dia tidak mampu bertanggungjawab.
Seorang majikan akan menilai pegawainya. Kalau pegawai itu malas, dia tidak akan diberi kesempatan untuk melaksanakan tugas yang lebih besar.
Hasil perbuatan orang malas sudah dapat ditebak. Orang yang malas tidak bisa maju dan berkembang.
Maka majikan pasti akan mencari pegawai yang rajin dan bertanggungjawab. Ketika perkara yang kecil bisa dibereskan, maka dia akan diberi kesempatan yang lebih besar. Begitu seterusnya sampai dia mencapai puncaknya.
Tidak penting Kerajaan Allah itu kapan datangnya. Tetapi hidup yang bertanggungjawab itu lebih penting dibuat untuk mempersiapkannya.
Kapan datangnya Kerajaan Allah itu bukan urusan kita. yang harus kita utamakan adalah bagaimana cara kita menyiapkannya.
Apakah kita mau bertanggungjawab atau kita pilih malas-malasan. Buatlah pilihan sekarang, sebelum anda terlambat melakukannya.
Guru ilmu bumiku namanya Pak Wahab
Rumahnya di Magelang utara
Hidup yang bertanggungjawab
Adalah cara menyiapkan kerajaan surga
Cawas, dialog panjang semalam suntuk