Puncta 21.06.19 Mt 6:19-23: Kelekatan tak Teratur

0
672 views
Ilustrasi: harta uang. (Ist)

PADA suatu hari saya terjadwal misa di suatu lingkungan perumahan. Saya membawa mobil paroki, karena takut kalau terjadi hujan. Saya memasuki jalan-jalan sempit di perumahan itu. Rumahnya kecil dan rapat-rapat. Mencari tempat parkir agak kesulitan.

Akhirnya dapat parkir agak jauh dari tempat misa. Di perumahan itu ada banyak anak-anak lalu lalang bermain-main di jalan yang sempit, karena tidak ada arena bermain atau lapangan.

Saya berjalan menuju rumah ditemani bapak Ketua Lingkungan. Saya bertanya menepis kekhawatiran, “Parkir di pinggir jalan ini aman Pak?”.

Bapak Ketua Lingkungan bilang, “Aman romo”.

Tetapi selama misa pikiran saya hanya terbayang mobil di pinggiran jalan itu. Jangan-jangan nanti digesek anak-anak nakal. Jangan-jangan nanti kesundhul mobil atau motor lewat.

Tadi lupa ngunci gak ya? Ada tangan usil yang corat-coret di kaca mobil gak ya?

Pokoknya konsentrasi tidak di dalam misa, tetapi justru di mobil yang terparkir agak jauh.

Hari ini Yesus mengkritik kita, “Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi; ngengat dan karat akan merusakkannya, dan pencuri akan membongkar serta mencurinya. Karena dimana hartamu berada, di situ pula hatimu berada”.

Betapa kita mudah lekat terhadap barang-barang yang kita kumpulkan. Ada rasa takut dan kawatir. Muncul kecurigaan dan negative thinking terhadap orang lain. Kita cemas jika jauh dari harta benda duniawi itu.

Apakah aman? Apakah tidak dicuri orang? Pikiran-pikiran seperti itu membelenggu hati kita. Benarlah jika kita terlalu mendewakan harta duniawi, maka sabda Yesus itu menyindir kita. “Dimana hartamu berada di situ pula hatimu berada. Harta benda duniawi ini akan lenyap tak berbekas.

Yesus mengingatkan kalau orang hanya mencari harta duniawi yang akan lenyap, akan ada rasa kecewa dan kehilangan. Tetapi kalau orang mengumpulkan harta di surga, dia akan mengalami bahagia.

Harta di surga itu adalah kebaikan, kejujuran, belas kasih, pengorbanan, kesetiaan, kerendahan hati.

Harta duniawi kalau tidak hati-hati membuat kita egois. Harta di surga membuat kita mau berbagi untuk orang lain. Harta duniawi itu penting untuk hidup, tetapi jangan sampai kita dibelenggu olehnya.

Kalau kita bisa membebaskan diri dari kelekatan-kelekatan tak teratur, maka kita akan menjadi orang yang merdeka. Kita bisa hidup tanpa tergantung atau lekat pada suatu barang tertentu, namun tetap menjadi pribadi merdeka di hadapan Allah.

Ad Maiorem Dei Gloriam. Segala sesuatu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar.

Kita naik bersama ke Bandungan
Singgah sebentar di Ambarawa
Semua yang dianugerahkan Tuhan
Kita gunakan untuk memujiNya

Berkah Dalem,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here