Puncta 23.11.18. Lukas 19:45-48

0
3,122 views
Ilustrasi: Yesus menghardik para pedagang di Bait Allah Yerusalem. (Ist)

“RumahKu telah kalian jadikan sarang penyamun”.

Sepenggal ppuisi KH A. Mustofa Bisri:

“Tuhan, lihatlah betapa baik kaum beragama negeri ini. Mereka tak mau kalah dengan kaum beragama lain di negeri-negeri lain. Demi mendapatkan ridhomu, mereka rela mengorbankan saudara-saudara mereka untuk merebut tempat terdekat di sisi-Mu.”

“Mereka bahkan tega menyodok dan menikam hamba-hambaMu sendiri demi memperoleh rahmatMu. Mereka memaafkan kesalahan dan mendiamkan kemungkaran bahkan mendukung kelaliman untuk membuktikan keluhuran budi mereka, terhadap setan pun mereka tak pernah berburuk sangka.”

Bacaan Injil hari ini bercerita tentang Yesus masuk Yerusalem dan didapatinya para pedagang berjualan di Bait Suci. Ia marah dan mengusir para pedagang yang telah menyalahgunakan tempat suci menjadi ajang bisnis dan transaksi ekonomi.

Ia berkata: “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kalian telah menjadikannya sarang penyamun”. Yesus ingin mengembalikan Bait Suci sebagai rumah Allah. Tempat berdoa di mana Allah berjumpa dengan manusia untuk mengajarkan kebenaran dan keadilan, bukan sarang penyamun.”

Sepenggal puisi Gus Mus itu berisi kegelisahan hati manusia yang melihat tidak sinkronnya tempat ibadah megah dan indah dimana-mana dengan perilaku pemeluknya. Ketika kita lantang berteriak memuji Tuhan, kita juga lantang menyodok dan menikam sesamanya.

Ketika kita ramai ngobrol di gereja, kita merampas keheningan orang yang ingin berdoa. Ketika kita sibuk tang ting tung dengan HP di gereja, kita merampok kekhusukan orang lain yang mau berjumpa dengan Tuhan. Ketika kita belum berkat sudah cepat-cepat pulang, kita merampas waktu Tuhan menurunkan berkat-Nya.

Ketika kita membiarkan anak-anak berkeliaran lari sana-sini, kita merampas sabda Tuhan yang mau berbicara pada kita. Di situlah gereja bukan saja tempat bernegosiasi (membenarkan kesalahan dan mendiamkan kemungkaran) tetapi juga sebagai sarang perampasan hak-hak Tuhan.

Dengan mengadili orang lain (kamu tidak masuk surga, kamu masuk neraka ), kita telah men-“Tuhan”-kan diri sendiri. Tanpa sadar kita telah menjadi penyamun-penyamun suci di dalam gereja. Kita disadarkan oleh Yesus, marilah kita kembalikan fungsi Bait Suci atau gereja sebagai tempat perjumpaan dengan Tuhan bagi semua orang.

Naik sampan di Danau Toba. Turun sebentar di Sibolga.

Mari menjaga diri di dalam gereja. Agar semua bisa memuji dan berdoa. Berkah Dalem.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here