DI tengah keluarga terjadi perdebatan sengit antara orangtua dan anak perempuan semata wayangnya. Orangtua ingin anaknya mempunyai pasangan hidup seiman.
Tetapi ternyata anaknya berpacaran dengan pemuda yang tak seiman. Mereka sama-sama ngotot mempertahankan pendapatnya. Si gadis ngotot bahwa cinta adalah segala-galanya.
Orangtua menekankan imanlah yang paling penting. Yesus Kristus harus menjadi nakhoda bahtera keluarga.
Beberapa waktu lamanya mereka tetap pada pendirian masing-masing. Bahkan anak dan orangtua putus hubungan. Mereka saling diam karena prinsip yang berbeda.
Dalam bacaan Injil hari ini Yesus mengingatkan bahwa kedatangannya akan membawa pertentangan. “Kalian sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan. Bukan damai, melainkan pertentangan.”
Keputusan mengikuti Yesus menuntut berbagai konsekwensi. Tidak mudah menuruti tuntutan itu. Ada berbagai tanggungjawab dan tantangan yang harus dihadapi. Tidak jarang harus mengorbankan keluarga, hobi, masa depan, previlegi, kesenangan diri dan lain-lain.
Yesus datang ke bumi untuk melemparkan api. Api adalah lambang Roh Kudus. Yesus datang untuk memberikan Roh Kudus kepada kita agar dapat mengerti tentang kebenaran.
Pilihan untuk menerima Yesus atau menolakNya adalah keputusan yang sulit. Orang harus berpikir jernih dalam terang Roh Kudus, agar bisa membuat pilihan yang tepat. Seringkali pilihan itu menimbulkan pertentangan batin. Bukan saja dalam diri pribadi tetapi juga menyangkut keluarga dan orang lain.
Yesus datang membawa kasih dan keselamatan. Maka mengikutiNya pastilah akan mengalami kasih dan selamat. Yesus sendiri adalah jaminanNya. Orang yang mengikutiNya tidak akan dikecewakan. Kesetiaan Yesus pada kehendak Bapa adalah jaminan bahwa Ia juga setia pada kita. marilah kita berani setia kepadaNya.
Bunga putih adalah melati
Dipasang di atas meja
Mengikuti Yesus sampai mati
Pasti bahagia selamanya
Bandungan, suatu pagi yang cerah