Home BERITA Puncta 26.10.19 Luk 13: 1-9: Menari di Atas Penderitaan Orang Lain

Puncta 26.10.19 Luk 13: 1-9: Menari di Atas Penderitaan Orang Lain

0

KITA kadang melihat dalam suatu pertandingan, jika penonton kecewa terhadap seorang pemain, mereka serentak mencemooh dengan teriakan “huuuuuuuu..”

Hal ini dialami oleh Andritany, kapten tim sekaligus penjaga gawang Timnas Indonesia yang mengalami kekalahan kedua dari Tim Thailand dalam laga Piala Dunia 2022 Zona Asia Grup G.

Setiap kali memegang bola, Andritany dicemooh oleh penonton kita sendiri di Stadion Bung Karno.

Begitu juga pelatih Timnas Indonesia, Mcmenemy juga disoraki oleh penonton. Tahunya penonton, kita harus selalu menang. Maka kalau mengalami kekalahan, penonton kecewa dan tidak mau terima. Hal itu tidak hanya terjadi di lapangan. Teriakan cemooh itu sering juga terdengar di panggung atau di depan kelas. Jika seseorang melakukan kesalahan, spontan dan sontak orang akan berteriak mencemooh.

Yesus menghadapi peristiwa yang sama. Orang-orang datang kepadaNya dengan membawa kabar tentang orang-orang Galilea yang dibunuh Pilatus dan darahnya bercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Orang-orang yang mati secara demikian mereka anggap sebagai orang berdosa. Darah mereka mengotori persembahan.

Atau nasib delapan belas orang yang mati tertimpa menara dekat Siloam dituduh sebagai orang yang dosanya paling berat. Orang-orang itu “nyokurke” kesalahan dan penderitaan orang lain. Mereka merasa paling benar.

Yesus mengecam tindakan orang-orang ini.

“Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain karena mereka mengalami nasib itu? Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati tertimpa menara dekat Siloam lebih besar kesalahannya daripada semua orang yang tinggal di Yerusalem? Tidak, kata Yesus. Kalau kalian tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara yang demikian.”

Kita ini mudah sekali menyalahkan orang lain. Menganggap diri paling benar. Kita ini suka menari di atas penderitaan orang lain. Senang jika orang lain salah, jatuh, malu. Lalu kita menyoraki dengan cemoohan, cibiran, hinaan dengan kata dan sikap yang menyakitkan.

Kita lupa kalau kita juga bisa melakukan kesalahan yang sama. Bagaimana kalau saya atau kita yang diperlakukan seperti itu?

Tindakan Yesus lain. Ia menunjukkan belaskasih Allah. Ia akan memberi kesempatan kepada pohon ara untuk tumbuh berkembang. Ia seperti pengurus kebun anggur yang mencangkul, memupuk agar pohon ara itu berbuah.

Penonton yang mencemooh itu mematikan bukan menghidupkan semangat. Mereka menari di atas penderitaan orang lain. Kita harus meniru tindakan Yesus yang memberi harapan masa depan agar orang tumbuh berkembang.

Susahnya kalau lagi sakit masuk angin
Obat paling mudah yakni dikeroki
Jangan suka menari di atas derita orang lain
Derita yang lebih parah akan kalian alami.

Cawas, sore yang bersemangat

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version