Puncta 29.04.19 PW St. Katarina dari Siena Yoh 3:1-8: Lahir Kembali

0
783 views
Panorama alam yang indah. (Ist)

PENGHAYAT aliran kebatinan sering berdiskusi atau sharing tentang “Sangkan Paraning Dumadi”.

Sangkan itu berarti asal muasal. Paran artinya tujuan. Dumadi berarti segala kehidupan makhluk yang terjadi. Sangkan paraning dumadi berarti dari manakah asal kehidupan ini dan akan menuju kemanakah segala sesuatu yang hidup ini.

Dalam tradisi orang beriman dipercaya bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Manusia diciptakan oleh Allah dan akan kembali kepada Allah Sang Pencipta.

Dalam Injil, Nikodemus seorang tokoh Farisi datang kepada Yesus untuk berdialog dan memperdalam tentang kerohanian. Nikodemus adalah salah seorang pemimpin agama Yahudi. Dia datang pada waktu malam.

Ada dua kemungkinan dia memilih waktu malam. Supaya tidak diketahui oleh orang-orang Yahudi karena selama ini ada konflik antara Yesus dan tokoh-tokoh agama Yahudi. Bisa juga berbicara tentang kebatinan harus tersedia waktu yang leluasa, sepi, longgar tanpa diganggu oleh kesibukan apapun.

Tema yang dibicarakan sungguh mendalam yakni tentang kelahiran kembali. Yesus langsung pada pokok masalah, “Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah”.

Nikodemus memandangnya secara harafiah, “Bagaimana mungkin seorang dilahirkan kembali kalau ia sudah tua?”.

Yesus mengajak masuk ke hal yang lebih dalam. Dilahirkan dari air dan Roh. Yang lahir dari daging adalah daging. Yang lahir dari Roh adalah roh.

Nikodemus ternyata hanya ahli mempelajari Alkitab tetapi tidak mendalami isinya.

Ketika Yesus dibaptis di sungai Yordan, turunlah Roh Allah seperti burung merpati dan terdengar suara dari surga, “Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan”.

Pembaptisan berarti lahir kembali dari air dan Roh. Dengan pembaptisan kita diangkat menjadi anak-anak Allah. Kalau kita ini anak-anak Allah, maka boleh menjadi ahli waris Kerajaan Allah. Tentu saja syaratnya adalah hidup seturut kehendak Allah.

Yang penting adalah sikap hidup kita yang dibimbing oleh Roh Kudus. Orang yang hidup menurut Roh menghasilkan buah-buah Roh. Roh Kudus membawa kita untuk hidup dalam kebenaran.

Hidup dalam kebenaran sering menghadapi penderitaan.

Seperti para murid, mereka berani menanggung derita demi kebenaran oleh Roh (Bacaan I). Orang yang setia oleh bimbingan Roh Kudus, berjuang demi kebenaran, merekalah yang akan masuk Kerajaan Allah.

Menggiring sapi untuk membajak sawah
Sapi berlari makan rumput tetangga
Baptisan bukan jaminan masuk Kerajaan Allah,
Kalau hidup kita tidak mencerminkan kasih Bapa.

Berkah Dalem

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here