Home BERITA Puncta 29.05.20: SOS (Save Our Soul)

Puncta 29.05.20: SOS (Save Our Soul)

0
Yesus dan Petrus by the Pint, Pipe and the Keys.


Yohanes 21:15-19

DALAM situasi bahaya atau kritis kita sering mengenal istilah SOS. Ini adalah kata sandi dalam morse. S itu ditulis … (titik tiga). O ditulis – – – (garis tiga). Itu adalah sandi dalam pelayaran bahwa orang minta tolong.

Pilot punya istilah “Mayday.” Kata itu diulang-ulang untuk menandakan berita genting dan pentingnya. Lama kelamaan SOS menjadi singkatan Save Our Soul.

SOS pertama digunakan oleh tentara Jerman dalam perang 1 April 1905. Kemudian sandi itu menjadi populer saat Kapal Titanic tenggelam 15 April 1921. Sandi itu diulang terus menerus agar menjadi perhatian siapapun. Kapal Carpatia yang menangkap sandi itu langsung mendekat untuk membantu Titanic.

Yesus bertanya kepada Petrus diulang-ulang sampai tiga kali, “Apakah engkau mengasihi Aku.” Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pesan itu kepada Petrus. Kasih kepada Yesus itu penting untuk para murid.

Jika ada kasih maka orang mau berkurban apa saja bagi yang dikasihinya. Tugas perutusan untuk menjadi gembala harus didasari dengan semangat kasih. Bukan karena kewajiban, keterpaksaan atau karena takut.

Pesan “apakah engkau mengasihi Aku” diulangi sampai tiga kali karena isinya sangat penting. Tugas penggembalaan dengan landasan kasih itu penting. Menggembala demi keuntungan pribadi itu mungkin.

Menggembala untuk cari ketenaran itu bisa. Menggembala sambil lalu hanya demi mengembangkan hobbi itu tidak aneh. Tetapi menggembala dengan penuh kasih itu yang dikehendaki Yesus. Maka itu ditanyakan berulang-ulang. “Dibolan-baleni” seperti suara sirine.

Petrus sadar bahwa ia tidak pantas. Tiga kali juga ia pernah menyangkal Gurunya. Ia merasa sedih hati karena ditanya sampai tiga kali. Petrus diingatkan bahwa ia pernah gagal dalam membangun kesetiaan pada Gurunya.

Yesus tidak memilih orang hebat atau yang tidak pernah gagal. Yesus tahu bahwa mereka tidak sempurna. Orang yang pernah gagal akan belajar dari pengalaman dan berusaha bangkit dari keterpurukan. Yesus tetap percaya kepada mereka dan mengutus-Nya, “Ikutlah Aku.”

Apakah kita sadar bahwa tugas penggembalaan itu sangat penting? Menjadi gembala bukan hanya milik para imam. Kepemimpinan itu bagian dari tri tugas Kristus yakni Imam, Nabi dan Raja.

Tugas raja adalah memimpin. Kita semua adalah pemimpin. Minimal untuk diri sendiri dan keluarga.

Apakah kita sungguh-sungguh menjadi gembala yang baik bagi orang-orang di sekitar kita? Bagaimana jawabmu jika Yesus bertanya, “Apakah engkau mengasihi Aku?

Ke Pasar Minggu
Membeli buah mangga.
Aku mengasihiMu
Walau aku tidak sempurna.

Cawas, menanti lagi…

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version