INIGO Lopez de Loyola bercita-cita tinggi ingin menjadi prajurit pilihan di Kerajaan Kastilia, Spanyol. Ia sangat tertarik dengan latihan-latihan militer. Ia ingin mencapai ketenaran sebagai prajurit kerajaan Spanyol.
Ia ingin menyerahkan hidupnya untuk mengabdi Ratu Spanyol. Namun perang di Pamplona membuyarkan impiannya. Ia terkena meriam dan kakinya harus dioperasi.
Dalam upaya pemulihan kesehatan itulah ia mengalami pencerahan rohani. Buku rohani De Vita Christi mengubah hidupnya. Kisah hidup Kristus dalam buku itulah yang mengubah cita-citanya.
Ia seperti menemukan harta yang paling berharga. Sejak saat itu ia tidak ingin mengabdi kepada raja duniawi, tetapi ia ingin memberikan hidupnya bagi Raja Kristus.
Pada bulan Maret 1522, ia mengunjungi biara Benediktin Santa Maria de Montserrat. Di sana ia melakukan pemeriksaan seksama atas dosa-dosanya di masa lampau, mengakukannya, memberikan pakaiannya yang mahal kepada seorang miskin yang ia jumpai, mengenakan sehelai “pakaian dari kain karung”, kemudian menanggalkan pedang dan belatinya di altar Sang Perawan dari Montserrat ketika semalam-malaman berjaga dalam doa di tempat ziarah tersebut.
Hari ini Yesus mengajarkan bahwa Kerajaan Allah itu seperti harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamnya lagi.
Karena sukacitanya, pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu.
Santo Ignatius Loyola menemukan harta pada Kristus yang tersalib. Ia meninggalkan segalanya untuk mengabdi kepada Kristus Raja Semesta Alam. Ia meninggalkan dinas kemiliteran dan menjadi Tentara Kristus.
Ia menanggalkan pedang dan belatinya, dan memakai Kitab Suci sebagai senjata pewartaannya. Ia memberikan pakaiannya yang mahal dan memakai jubah Kristus sebagai imamNya.
Kristus adalah harta yang paling berharga. Ignatius sudah menemukanNya. Sudahkah kita menemukan harta itu?
Ke Jakarta naik kereta
Salah jalan sampai ke Surabaya
Harta yang paling utama
Kristus ada di hati kita
Berkah Dalem,