BERITA itu bak kejutan besar laksana hujan deras kala matahari bersinar terang. Maskapai nasional Australia Qantas resmi di-grounded alias tidak boleh terbang lantaran kemelut intern yang tak berkesudahan antara pihak asosisasi pilot dan manajemen. Dengan keputusan yang dibacakan oleh CEO Qantas pada hari Sabtu (29/10) ini, berarti seluruh penerbangan Qantas baik di jalur domestik dan internasional secara mendadak dan simultan dihentikan untuk sementara waktu sampai batas waktu yang belum jelas.
“Qantas dilarang terbang!,” demikian pengumuman CEO Qantas Alan Joyce sebagaimana dilansir BBC Sabtu malam.
Tentu ini tak hanya membuat ribuan calon penumpang maskapai kebanggaan Benua Kangguru ini jadi kelabakan, karena harus re-route, mencari peluang bisa mendapatkan refund, dan masih banyak lagi keributan lain. Sementara di pihak manajemen Qantas, keputusan dahsyat ini membuat perusahaan penerbangan ini siap merugi tak kurang 21.4 juta dolar AS per hari.
Angka yang fantastik, selain harus ditambah efek domino akibat keputusan sangat tidak populer ini. Para pilot dan air crew untuj sementara waktu bisa libur, perusahaan jasa katering terpaksa menutup dapurnya, konter-konter Qantas terpaksa tidak jualan lagi.
Kekisruhan melanda Qantas sejak bergeloranya aksi mogok yang dilakukan oleh para karyawan dalam, entah itu pilot, teknisi, dan seksi handling bagasi. Akibatnya, 70 ribu calon penumpang di seluruh dunia terpaksa gigit jari, ketika pengumuman ini diberlakukan Sabtu malam sementara sebagian orang sudah berada dalam perjalanan menuju bandara.
Dengan keputusan ini, tak kurang 600-an rencana penerbangan juga dihentikan.