Puncta 04.11.21
PW. St. Carolus Boromeus, Uskup
Lukas 15: 1-10
ADIK saya sangat senang saat menerima Sakramen Krisma dari Bapak Uskup. Pasalnya dia adalah orang berkebutuhan khusus.
Bersama 160 kaum difabel lainnya, adik saya mengikuti perayaan ekaristi di Paroki Kleca pada Oktober 2019 kemarin.
Sudah sekian lama umat yang berkebutuhan khusus ini berharap dapat menerima sakramen seperti yang lainnya.
Mereka seperti umat yang kurang disapa, kurang diperhatikan, tidak diperhitungkan oleh Gereja.
Dengan motto penggembalaan “Querere et Salvum Facere”, Mgr. Ruby mengizinkan mereka yang berkebutuhan khusus menerima Sakramen-sakramen Inisiasi.
Semangat ini menggambarkan sifat gembala yang ingin menyelamatkan dombanya. Gembala semestinya mencari dan menyelamatkan mereka yang hilang.
Di keuskupan ini ada Panitia Kemurahan Rohani. Panitia ini bertugas untuk membantu umat yang karena halangan status perkawinannya untuk bisa diberi kemurahan rohani sambut komuni.
Ini juga bagian dari perwujudan mencari dan menyelamatkan domba-domba yang hilang.
Dalam Injil hari ini, digambarkan bagaimana kaum Farisi dan Ahli-ahli Taurat bersungut-sungut melihat Yesus bergaul dengan para pendosa dan pemungut cukai.
Yesus menjelaskan Diri-Nya seperti seorang gembala yang mencari satu ekor domba yang hilang. Ia meninggalkan yang sembilanpuluh sembilan demi menyelamatkan seekor domba yang tersesat.
Betapa gembiranya Sang Gembala saat bisa menyelamatkan domba yang hilang itu. Itulah gambaran Allah yang sangat mengasihi manusia. Walaupun manusia berdosa tetapi dicari dan diselamatkan.
Para imam semestinya bersemangat seperti gembala itu, tidak hanya duduk manis di pastoran, tetapi pergi kemana-mana untuk mencari domba-domba yang hilang.
Ada banyak lokasi berkebutuhan khusus, juga ada kelompok-kelompok orang yang punya kebutuhan khusus.
Mereka ini perlu disapa dan dirangkul.
Motto “Querere et Salvum Facere” semestinya juga menjadi motto para imam, bukan hanya milik Uskupnya saja.
Yesus tidak takut omongan orang, karena Ia makan bersama para pendosa. Tujuannya jelas karena Ia ingin mencari dan menyelamatkan para pendosa.
Apakah kita berani bergaul dengan orang-orang yang “berkebutuhan khusus?”
Apakah kita mau mencari dan menyelamatkan mereka?
Pergi melancong ke Surabaya.
Naik kereta api dari stasiun kota.
Mari kita turun dari singgasana.
Menyapa mereka yang tersesat jalannya.
Cawas, mencari dan mencari….