Rabu, 11 Sept 2019 Luk. 6:20-26 Kebahagiaan Sejati vs Kebahagiaan Semu

0
382 views
Ilustrasi (Ist)

SEMUA orang, tanpa kecuali ingin memiliki kebahagiaan. Untuk memperoleh kebahagiaan itu banyak cara yang ditempuh.

Ada orang yang ingin bahagia dengan memupuk dan mengumpulkan harta, sehingga akan menggunakan segala upaya untuk memperoleh harta termasuk dengan cara cara yang tidak halal.

Orang macam ini sebetulnya tidak bahagia, tetapi orang yang rakus.

Dia tidak bahagia karena seluruh orientasi dalam hidupnya hanya pada kekayaan. Bisa jadi orang macam ini justru menderita karena yang dikejar hanya ingin menumpuk kekayaan.

Orang merasa bahagia kalau mempunyai jabatan atau kedudukan. Orang macam ini disebut orang yang ambisius.

Demi kedudukan yang tinggi, tidak jarang orang berkompetisi secara tidak sehat. Sesamaku adalah lawan yang harus aku singkirkan. Homo homini lupus. Orang lain adalah serigala bagi sesamanya.

Yesus dalam bacaan Injil hari ini mempunyai  kriteria tersendiri untuk memperoleh kebahagiaan. Mereka yang miskin di hadapan Allah.

Orang miskin yang menjadi andalan hanyalah Allah. Harta kekayaan sifatnya relatif semata.

Bukan berarti orang tidak boleh kaya. Orang tetap berusaha untuk menjadi kaya, tetapi kekayaan yang kita miliki hanyalah sarana untuk memperoleh kebahagiaan. Maka jadikan kekayaan bukan sebagai tujuan hidup, tetapi menjadi sarana untuk hidup.

Ada cerita yang menarik. Seorang petani hidupnya miskin. Ia ingin kaya. Ia terus berdoa, mohon kepada Tuhan supaya menjadi kaya.

Maka Tuhan mengabulkan permohonannya. Petani miskin itu diberi seekor angsa betina.

Setiap pagi angsa ini selalu bertelur. Hebatnya telur dari angsa ajaib itu bukan telur biasa  tetapi telur emas.

Dari butiran telur emas itulah kondisi hidup keluarga petani ini semakin baik. Ia menjual sebutir telur emas untuk hidup keluarganya. Makin hari makin banyak telur yang dihasilkan dan bisa dijual untuk keperluan hidupnya.

Suatu hari petani yang mulai beranjak hidup kaya ini tidak sabar bila sehari hanya mendapatkan sebutir telur emas. Ia ingin mendapatkan lebih banyak telur emas dalam sehari.

Petani itu berpikir bahwa dalam tubuh angsa itu terkandung banyak butiran telur emas. Maka petani itu memotong angsa ajaib dan mulai membelah perut angsa dengan harapan akan mendapatkan banyak telur emas.

Apa yang terjadi? Ternyata petani itu tidak menemukan sebutirpun telur emas dari perut angsa yang telah dipotongnya.@diopr.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here