ADA beberapa keluhan umat, “pulang gereja ngerasa ngak dapet apa-apa”. Yuk belajar dari Yesus supaya “dapet sesuatu” .
Sudah tidak diragukan lagi, tuhan yesus itu pengkotbah yang ulung. Setiap kata yang keluar dari mulutnya, mengandung makna dan memberi kesan, atau bahasanya Syahrini “sesuatu” kepada para pendengarnya.
Kok bisa ya? Hebat bener.
Dalam bacaan Injil Lukas bab 4, dikisahkan Tuhan Yesus berdiri membaca Kitab Nabi Yesaya, menerangkannya, lalu mata semua orang kagum dan heran.
Umat nyeletuk: “ah gak heran, itu kan Yuhan Yesus, Sang sabda sendiri gitu loh…terang aja sampe begitu…”
Rm Jo: “Apakah cuma begitu saja? ada yang lebih dari itu….”
Perhatikan konteksnya:
- Tuhan yesus berdiri ketika membaca kitab suci. “Berdiri” menunjukkan sebuah kesiapan. Maka kotbah kalau mau menarik harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin.
- Di bacaan pertama, orang banyak berdiri ketika Taurat dibacakan.Nah umat juga harus siap rupanya. Bisa gak 10 menit fokus, menyimak, mendengar dengan segenap hati (tanpa disibukkan dengan hal lainnya).
- Perhatikan baik-baik, kisah sebelumnya dari Lukas 4:1. Yesus baru saja selesai menjalani pencobaan di padang gurun dimana ia lolos dan berhasil.
Coba perhatikan senjata Yesus ketika menjawab iblis: “Ada tertulis dalam kitab suci…” (3x loh).
Artinya kitab suci menjadi kekuatan utama Yesus.
Dialah sang firman allah sekaligus pelaku firman.
Pengkotbah selain harus menjelaskan firman Tuhan, pengkotbah juga harus berlaku sebagai pelaku firman.(ini dia tantangan terbesarnya).
Umat nyeletuk: “Oh gitu ya romo.”
Rm Jo: (sambil nunduk malu) “ho oh….”
Tuhan Yesus dan juga Imam Ezra dalam bacaan pertama mengatakan: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya….”
Inilah yang membuat pewartaan kitab suci sedemikian menarik.
Teks kitab suci yang sudah ditulis ribuan tahun yang lalu, kini didaratkan, diaktualkan, disesuaikan dengan konteks hidup para pendengarnya sekarang.
Bagaimana daya hidup sabda Allah yang membebaskan, membuka mata, menggembirakan, menghidupkan pendengarnya ribuan tahun yang lalu itu…. bisa juga hadir dan dialami oleh kita Zaman sekarang.
Umat: “Oh… ternyata membuat kotbah dan mendengarkan kotbah itu sama-sama tidak mudah ya romo.”
Rm Jo: (dengan kepala tegak, penuh senyum kemenangan) “ho oh…”
Umat: (sambil mesem2) “Siap romo…”
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)