Sabtu, 3 September 2016
Pekan Biasa XXII
Sabtu Imam
PW S. Gregorius Agung, Paus dan Pujangga Gereja
1Kor 4:6b-15; Mzm 145:17-18. 19-20.21; Luk 6:1-5
Yesus berkata, “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”
DALAM Injil hari ini orang-orang Farisi omong banyak tentang keadaan hati mereka sendiri. Maka mereka berkata, “Mengapa kalian melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Mereka terperangkap dalam sikap lahiriah hukum. Mereka tidak mampu menangkap rahmat mengagumkan bahwa Yesus Kristus datang membawa kasih sempurna kepada Allah dan kasih yang heroik bagi sesama.
Yesus Kristus berjalan melalu ladang gandum yang mulai menguning bersama para murid-Nya, sahabat-sahabat dekat-Nya, sambil tertawa, bercanda, dan berbicara tentang kota-kota yang baru saja mereka kunjungi, berbicara tentang mimpi mereka, dan juga menikmati butir-butir gandung yang mereka gisar dengan tangan mereka. Hati-Nya tenggelam dalam kasih bagi mereka. Hukum-Nya adalah hukum kasih. Maka, Ia berpihak pada para rasul dan membela mereka di hadapan orang Farisi.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi kita bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus yang datang membawa kasih heroik bagi kita. Kita belajar juga mempersembahkan kasih tanpa syarat kepada-Nya. Apakah kita menyadarinya?
Tuhan Yesus Kristus, kami menyembah-Mu sebab kami datang dari pada-Mu. Terima kasih atas kasih tanpa syarat yang mengalir dari hati-Mu bagi kami. Tuhan, murnikanlah hati kami. Kami ingin dekat dengan-Mu hingga hari saat kami berjumpa dengan Dikau memandang wajah-Mu dalam keabadian selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)