Rahmat yang Nyangkut

0
249 views
Pengampunan tak bertepi, tak bersyarat keadilan tanpa belas kasih beku, bahkan kejam, by Pilgrim.info

MEMBACA dan merenungkan perumpamaan tentang pengampunan (Matius 18: 21-35) selalu menarik. Mengapa demikian?

Pertama, tema itu amat dekat dengan pengalaman setiap orang. Para pembacanya bisa mengidentifikasi dirinya dalam hamba yang telah dibebaskan dari hutangnya yang amat banyak (Matius 18: 27), tetapi tidak mau memberikan waktu kepada temannya untuk melunasi hutangnya (Matius 18: 30). Betapa sulit mengampuni kesalahan sesama!

Kedua, tuan itu membebaskan hamba itu dari hutangnya tanpa dia memintanya. Bukankah dia hanya minta waktu untuk melunasinya (Matius 18: 26)? Sikap tuan itu menunjukkan bahwa kasih dan pengampunan Tuhan tak terbatas dan tanpa syarat. Kapan pun orang bisa kembali bertobat.

Ketiga, hamba jahat itu tidak mau mengampuni temannya. Kasih Tuhan yang meluber atas dirinya itu tidak mengubah hatinya yang dingin menjadi hangat dan penuh belas kasihan.

Orang yang telah dibebaskan dari kesalahan (diampuni) tentu merasakan hidup yang ringan dan penuh sukacita. Semestinya, pengalaman itu membuat mata dan hatinya mampu memahami kelemahan sesamanya sehingga dia siap mengampuni juga.

Faktanya, ada orang yang telah dibebaskan dari kesalahan serta dipenuhi dengan rahmat pengampunan tidak mau membagikannya kepada orang lain. Dengan kata lain, dia membuat rahmat itu nyangkut dalam dirinya.

Apakah selama ini aku juga membuat rahmat pengampunan dari Tuhan nyangkut dalam diriku?

Kamis, 11 Agustus 2022
Peringatan Santa Clara

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here