Raja di Hati Rakyat

0
271 views
Ilustrasi: Buku Tahta untuk Rakyat Sri Sultan HB IX - Ist

Puncta 26.11.23
HR. Kristus Raja Semesta Alam
Matius 25: 31-46

DENGAN gelar “Sampéyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana Sénapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga,” Hamengku Buwono IX dinobatkan sebagai raja Yogyakarta pada 18 Maret 1940.

Dua tahun kemudian Jepang datang.

Beliau berhasil mengelabui Jepang dengan membuat saluran irigasi yang menghubungkan Sungai Opak dan Sungai Progo dengan mengerahkan rakyat bergotong-royong, menghindari kebijakan romusha yang menyengsarakan rakyat. Selokan itu masih ada sampai sekarang. Namanya Selokan Mataram.

Waktu Indonesia baru saja merdeka, keuangan negara minus, habis untuk biaya perang dengan Belanda.

HB IX langsung menyumbangkan 6,5 juta gulden ke Republik Indonesia. “Yogyakarta sudah tidak punya apa-apa lagi. Silahkan lanjutkan pemerintahan ini di Jakarta,” katanya kepada Soekarno sambil menyerahkan cek.

Istana Yogyakarta juga dijadikan markas para pejuang kemerdekaan dan dari sana, HB IX menyusun strategi serangan kilat yang disebut “Serangan Enam Jam di Yogya.” Dengan itu, Belanda terpaksa maju ke meja perundingan.

Kedekatan dan kecintaan rakyat sangat terlihat ketika beliau wafat. Bumi Yogyakarta menangis. Rakyat mengular di sepanjang jalan menghantar Raja yang dicintai kawula-nya, menuju pemakaman raja-raja di Imogiri.

HB IX adalah Raja yang merakyat.

Hari ini kita merayakan Kristus Raja Semesta Alam. Kebaikan Kristus sebagai raja digambarkan dalam bacaan pertama.

Kristus adalah gembala yang memelihara, mengasihi domba-dombanya. Yang hilang dicari, yang tersesat dibawa pulang, yang luka dibalut, yang sakit dikuatkan, yang gemuk dan kuat dilindungi.

Dalam bacaan Injil, Kristus sebagai Anak Manusia akan mengganjar mereka yang telah berbuat baik. Ia akan mengadili manusia sesuai dengan perbuatannya. Sang Raja Semesta Alam ini menguasai hidup kita.

Sepanjang tahun ini kita dibimbing-Nya dan kita boleh mengalami kasih-Nya yang luar biasa.

Bila Sri Sultan HB IX itu begitu mengasihi rakyatnya, begitu pula Kristus Sang Raja Semesta Alam menunjukkan kasih-Nya dengan memberikan diri-Nya secara utuh di kayu salib.

Hormat dan puji-pujian kepada Kristus Sang Raja. Kemuliaan untuk sekarang dan sepanjang segala masa.

Naik kereta dari pagi sampai malam,
Sambil lihat pemandangan di kota.
Tuhan Yesus Raja Semesta Alam,
Kasih-Nya kekal untuk selama-lamanya.

Cawas, pujian selamanya untuk Sang Raja
Rm. A. Joko Purwanto Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here