Ranjau di Kamboja: Kisah Sedih Korban Ranjau (2)

0
3,211 views

VictimRanjau bisa membunuh setiap orang.  Tidak pandang bulu,  tentara atau penduduk sipil, orang dewasa maupun anak-anak. Ranjau bisa membunuh kapan saja, saat perang maupun setelah perang berakhir.

Hok So, seorang penduduk sipil yang dipaksa menjadi tentara harus kehilangan kedua kakinya ketika menginjak khongkaep (arti harafiahnya adalah katak, untuk menyebut ranjau anti-personel buatan Sovyet dan China) di sebuah hutan. Hok So adalah rekan kerja saya enam belas tahun lalu. Sekarang dia masih bekerja di Keuskupan Battambang. Pada waktu itu, bersama teman-temannya, ia mengejar tentara Khmer Merah yang melarikan diri ke hutan. Setelah menginjak khongkaep, ia tidak sadarkan diri. Tahu-tahu kedua kakinya sudah diamputasi.

Nou Savoern, seorang ibu muda yang tinggal di pinggiran kota Battambang, kehilangan satu kaki saat hendak mencari ikan. Suatu hari, bersama dengan rekannya para ibu, ia pergi ke rawa-rawa, 20 Km dari desanya. Jalan masuk ke rawa itu belum begitu dikenalnya. Ketika melintasi  jembatan, ia terkapar tak sadarkan diri setelah menginjak ranjau. Ia kehilangan satu kaki.

Saya pernah mengunjungi sebuah kawasan pengungsi lokal, 60 km sebelah barat laut Battambang. Seorang ayah, Son Phat, dengan gerobag sapi pergi ke hutan bersama kedua anak laki-lakinya. Ketika pulang, roda gerobag sapi yang sarat muatan itu  melindas ranjau anti-tank. Tiga orang dan dua sapi tewas. Mencari sesuap nasi harus dibayar mahal dengan tewas mengenaskan.

Kisah yang tidak kurang mengerikannya terjadi pada Tep Sokhum. Ia adalah seorang ayah dari dua anak. Ia kehilangan satu kaki ketika masih menjadi tentara. Untuk menghidupi keluarga, ia  mengolah lading. Ia juga membuat atap daun rumbia untuk dijual. Suatu saat ia pergi ke hutan mencari daun rumbia. Malang tak dapat ditolak, kakinya yang sudah cacat itu menginjak sebuah ranjau di antara semak-semak daun rumbia. Ia tewas dengan meninggalkan seorang isteri dan dua anak.

Masih banyak kisah sedih yang saya dengar dan saya jumpai. Semuanya menggambarkan bagaimana ranjau, senjata yang dapat dibeli dengan harga murah, sekitar 2 US $, telah menghancurkan kehidupan dan harapan orang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here