BETAPA tidak merasa bangga sebagai warga penduduk Kota Pontianak – Ibukota Provinsi Kalbar, ketika tidak kurang 15-an ribu umat Kristiani memadati komplek halaman Rumah Adat Dayak Radakng di Jalan Sutan Syahrir, Kota Baru, Pontianak. Mereka hadir berbondong-bondong ke sini untuk sebuah hajatan nasiona: Perayaan Natal Nasional 2017.
Ini jelas merupakan peristiwa besar yang melahirkan rasa bangga bahwa Kota Pontianak di Kalimantan Barat didaulat menjadi tuan rumah Perayaan Natal Nasional 2017 yang telah berlangsung 28 Desember yang lalu.
Perayaan Natal Nasional ini berlangsung meriah penuh khidmat yang diawali dengan Ibadat Natal Bersama dan dipimpin oleh Mgr. Agustinus Agus – Uskup Agung Pontianak.
Ia mendaraskan doa bersama para Uskup se-Regio Kalbar, yakni Uskup Keuskupan Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap, Uskup Keuskupan Ketapang Mgr. Pius Riana Prapdi Pr, Uskup Keuskupan Sanggau Mgr. Julius Giulio Mencucini CP.
Ikut bersama mereka adalah sejumlah imam, suster biarawati dan para rohaniwan lainnya.
Rumah Radakng
Perayaan Natal tahun 2017 lalu itu berlangsung di Rumah adat Dayak terbesar di Kalimantan Barat. Biasa disebut dengan nama ‘Radakng’.
Radakng adalah satu kosa kata dalam bahasa Dayak Kanayatn yang dalam Bahasa Indonesia berarti: rumah betang atau rumah panjang.
Keberadaan Rumah Radakng cukup menyita banyak perhatian para tamu undangan; baik dari luar pulau maupun luar negeri. Itu karena, Rumah Radakng itu merupakan salah satu landmark wisata kota Pontianak. Bangunan khas Dayak ini diresmikan oleh Gubernur Kalbar Drs. Cornelis MH tanggal 2 Juli 2013. Bangunan rumah bentang ini memiliki panjang 138 meter dan tinggi 7 meter dilengkapi dengan 3 buah tangga unik yang terbuat dari kayu bulat yang ditakik.
Nafas persatuan dan kebhinnekaan
Nafas persatuan, persaudaraan, keberagaman dalam kebhinnekaan sebagai bangsa Indonesia dengan sangat jelas telah tertuang dalam subtema Perayaan Natal Nasional 2017 yaitu “Merajut Kebersamaan dalam Membangun Masyarakat Indonesia yang aman, damai dan sejahtera”.
Gema persatuan ini disampaikan oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo dalam sambutannya berikut:
“Di dalam Perayaan Natal ini, kita melihat pemandangan indah yaitu nyala dari lilin-lilin kecil yang akan dinyalakan oleh para jemaat kristiani di seluruh penjuru tanahair. Cahaya lilin yang menjadi lambang terang di dalam kehidupan yang menjadi simbol terang dalam kegelapan,” kata Pak Jokowi mengawali kata sambutannya.
“Cahaya yang mengingatkan kita akan nilai-nilai Ketuhanan, nilai-nilai keutamaan bahwa manusia haruslah saling mengasihi, saling menjaga dan saling mencintai. Nilai-nilai inilah yang dibutuhkan negara kita, Indonesia, untuk saat ini maupun di masa-masa yang akan datang. Terlebih menjalani gerak hidup kita dalam kodrat kita untuk hidup dalam gerak kata keberagaman, dalam kemajemukan, dalam kebhinekaan. Gerakan yang didasari oleh kasih untuk terus menjaga persaudaraan, kebersamaan, kerukunan, dalam jalinan Bhinneka Tunggal Ika,” lanjutnya.
“Saya yakin dengan semangat cintakasih akan menghadirkan kedamaian di hati, akan mewartakan damai di seluruh penjuru tanahair serta mewujudkan ketenteraman abadi di seluruh muka bumi. Saya percaya semangat cinta kasih menjadikan kita semuanya bersatu untuk menghadapi semua tantangan yang ada,” harap Presiden Jokowi.
Jangan lelah
Selanjutnya Presiden Joko Widodo mengatakan hal ini.
“Hadirin sekalian yang saya hormati dan seluruh umat Kristiani yang saya cintai, dalam Perayaan Natal Nasional saya juga mengajak seluruh umat Kristiani di seluruh tanahair Indonesia:
- Agar jangan lelah bekerja di ladang Tuhan.
- Jangan pernah lelah bekerja di bidang pengabdian kita masing-masing, apa pun profesinya, apa pun pekerjaannya, apa pun staus yang kita miliki. Baik pedagang, supir, petani, buruh, PNS, TNI, POLRI.
- Jangan lelah bekerja untuk kemajuan dan kejayaan bangsa dan negara. Tuhan sudah memberikan anugerah kepada kita untuk hidup di tanahair kita Indonesia yang memiliki kekayaan alamnya yang begitu melimpah namun Tuhan tidak mau kita berdiam diri saja.
Tuhan mau kita bekerja keras, berdoa untuk menjadikan bangsa yang maju, makmur, bangsa yang menghadirkan keadilan dan sejahtera sosial bagi seluruh bangsa. Seperti saat ini kita mulai menuju negara maju dengan membangun dari pinggiran, membangun dari desa-desa, pelosok-pelosok, kawasan-kawasan perbatasan,” kata Presiden.
“Kita sedang berlayar menuju negara maju dengan membangun manusia Indonesia yang unggul, tangguh, bermartabat. Perjalanan menuju negara maju membutuhkan gerak seluruh warga negara, termasuk umat Kristiani. Menjadi manusia-manusia terbaik di bidangnya masing-masing, menjadi pribadi-pribadi yang optimis yang selalu hidup dengan kasih sayang di hati, yang selalu bergotong royong membantu sesama,” ungkapnya.
“Natal harus membawa perubahan sikap mendasar dalam hidup berbangsa. Karena, dunia berubah dengan sangat cepat dan tidak bisa ditunda lagi. Jika tidak mau tertinggal, kita harus menyiapkan diri, harus beradaptasi harus mengantisipasi setiap perubahan-perubahan yang terjadi,” tandasnya.
Bukan seremonial
“Untuk itu, Natal bukan hanya sekedar perayaan seremonial belaka, tetapi harus menjadi momentum untuk mengejar kemajuan. Natal juga harus membawa semangat kesahajaan, semangat untuk berani berkata cukup. Semangat rela berbagi serta semangat untuk memperkecil perbedaan kaya dan miskin. Itulah yang selalu kita ingat manakala kita merayakan Natal untuk menyalakan lilin-lilin di dalam hati membawa semangat baru, semangat perubahan,” kata Presiden dalam sambutannya.
Perayaan Natal Nasional 2017 ini dihadiri oleh matan Wakil Presiden keenam Try Sutrisno, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri ESDM sekaligus Ketua Perayaan Natal Nasional 2017 Ignasius Jonan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian serta Gubernur Kalimantan Barat Cornelis.