Rasul Cilik dan Sekami Paroki Katedral Malang

0
184 views
Ilustrasi: Rasul Cilik dan Sekami Paroki Katedral Malang datang berkunjung di Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII di Kota Malang. (Bidang Pewartaan Paroki Katedral Malang)

HARI masih pagi, pada pagi hari ini Kota Malang bersuhu 20⁰ Celcius sehingga sejuknya udara terasa sampai pada seluruh permukaan anggota tubuh kita. Enak, kalau saat seperti ini masih rebahan sambil menonton siaran TV atau bermalas-malasan sambil menikmati kudapan.

Bukankah sekarang hari Minggum hari libur sekolah?

Tetapi tidak demikian bagi anak-anak Sekami dan Rasul Cilik Paroki Katedral Malang. Mereka satu per satu datang diantar oleh orangtua masing-masing menuju Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang di Jalan Bendungan Sigura-gura.

Kehadiran mereka disambut dengan senyum dan sapaan ramah oleh para frater yang sudah mengenakan pakaian jubah putih bersihnya. Turut menyambut anak-anak para kakak-kakak pendamping Sekami dan Rasul Cilik Paroki Katedral Malang.

Romo Dimas Pr, salah seorang pembina di Seminari Tinggi ikut mengatur anak-anak untuk duduk pada tikar lipat yang sudah disediakan agar mereka nyaman dan santai mengikuti acara.

Sejenak kemudian kakak-kakak pendamping mengajak mereka bernyanyi satu-dua lagu kanak-kanak untuk masuk ke dalam acara.

Sr. Donata PIJ, anggota Tim Pewartaan Paroki, mengawali acara dengan salam dan sapaan sambil tersenyum kepada anak-anak. Kemudian Sr. bertanya, “Anak-anak sekarang kita sedang berada di mana?”

Tentang seminari tinggi sdan asal para frater

Ada yang bereaksi dengan cepat, “Di Seminari”. Ada pula yang menjawab, “di Taman Doa”.   

Sr. Donata PIJ kemudian menjelaskan, “Kita sekarang sedang berada di Taman Doa Maria Bunda Segala Suku di Seminari Tinggi, tempat para frater-frater ini,” sambil menunjuk kearah para frater.

“Dan frater-frater yang tinggal disini berasal dari berbagai daerah atau berasal dari berbagai suku bangsa di Indonesia, ada yang dari Flores, Bali, Kalimantan, juga Jawa”.

“Siapa yang ingin menjadi frater?” pertanyaan dilanjutkan oleh Sr. Donata PIJ kali ini responnya lemah.

Ketika Sr. menyampaikan bahwa para frater ini akan menjadi romo, salah satu anak menyela, “Jadi Diakon dulu.” Pernyataan itu dibenarkan oleh suster. “Ya betul, awalnya frater kemudian Diakon dan lanjut tahbisan jadi imam.”

Anak-anak Sekami dan Rasul Cilik berbincang-bincang dengan para frater calon imam diosesan yang kini belajar di Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang. (Bidang Pewartaan Paroki Katedral Malang)

Berikutnya acara yang terlaksana pada Minggu 28 Mei 2023 diserahkan kepada para frater Interdiosesan.

Para frater mengawali dengan perkenalan nama dan daerah asal mereka, daerah asal para frater dirasa sangat asing bagi anak-anak: Sintang, Sanggau, Ketapang dan Samarinda.

Hal ini diketahui ketika para frater bertanya, “Siapa yang sudah pernah ke Sintang, Sanggau, Ketapang?”

Dan mereka semua diam. A

kan tetapi ketika Frater Edo mengenalkan daerah asalnya Bali, beberapa anak angkat tangan bahwa mereka sudah pernah pergi ke Bali.

Ketika sesi perkenalan usai sejenak kemudian para kakak-kakak pendamping membagi-bagikan satu batang lilin kecil menyala kepada sekitar 70-an anak, kemudian mereka semua diajak bernyanyi

Di Lourdes di gua sunyi terpencil

Tampaklah Maria perawan murni

Ave, Ave, Ave Maria Ave, Ave, Ave Maria

Gadis bersahaja dipilih Tuhan.

Disambung dengan berdoa Rosario Peristiwa Mulia yang dipimpin seorang frater.

Namun ada pula satu anak diberi kesempatan untuk memimpin doa satu peristiwa.

Kenal dekat dengan profil seminari tinggi

Pada hari Minggu Pentakosta ini, anak-anak Sekami dan Rasul Cilik juga diajak menyusuri Seminari Tinggi dengan melewati kapel seminari, bangunan tempat tinggal para frater, tempat tinggal romo pembina, kantor seminari serta ruang makan untuk selanjutnya ke aula yang letaknya ada di belakang.

Di dalam aula ini anak-anak diajak bergembira dengan bernyanyi beberapa judul lagu serta tidak ketinggalan menyanyikan lagu Aku Anak Misioner dan masih berlanjut dengan mendengarkan penjelasan tentang Doa Rosari obersama Frater Edo.

Menurut Ketua Bidang Pewartaan Paroki Ibu Maria Deodata, anak-anak Sekami dan Rasul Cilik kegiatan rutinnya pada setiap hari Minggu pagi di lantai dasar gedung Pusat Pastor Paroki Widya Bhakti bersama kakak-kakak pendamping.

Mereka diajak bernyanyi mendengarkan cerita atau dongeng serta bermain kertas lipat atau gambar-gambar.

Anak-anak Sekami dan Rasul Cilik diajak bertandang kunjungi Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang. (Bidang Pewartaan Paroki Katedral Malang)
Mengenal Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang dan asal para fraternya. (Bidang Pewartaan Paroki Katedral Malang)

Salah satu orangtua yang mengantar puterinya ke Seminari Tinggi dengan naik sepeda motor menyampaikan kegembiraannya dengan acara pagi ini.

Ia pun juga mengikuti Doa Rosario bersama anak-anak Sekami; bahkan ikut berpesan kepada kakak pendamping.

“Menurut saya anak-anak perlu sekali diajak ke suasana baru untuk berdoa, sering-sering dikenalkan suasana seminari dan susteran, agar mereka tertarik menjadi suster, frater dan Romo.

Kredit: Bidang Pewartaan Paroki Katedral Malang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here