Ratapan Anak Tiri

0
263 views
Ibu Hagar dan Ismail diusir Bapa Abraham

Bacaan 1: Kej 21:5. 8-20

Injil: Mat 8:28-24

Di tahun 1973 ada sebuah film bioskop yang cukup fenomenal di zaman itu berjudul, “Ratapan Anak Tiri”. Disutradarai oleh Sandy Suwardi Hassan dan dibintangi antara lain oleh Faradilla Sandy dan Soekarno M. Noor.

Inti dari film itu mengisahkan kedua anak Yuwono (Soekarno M. Noor) yang hari-hari mengalami siksaan dari ibu tirinya. Hal itu terjadi setelah Yuwono difitnah rekan kantornya menggelapkan uang sehingga di penjara.

Sepanjang film, penonton dikuras airmata dan emosinya karena ratapan atas penderitaan kedua anak tiri itu.

Film itu memiliki “Happy Ending” saat Yuwono kembali bertemu dengan kedua putrinya.

Pada bacaan pertama, Sara meminta Abraham mengusir Hagar dan anaknya Ismail karena Sara tak mau warisannya dibagi kepada Ismail. Sungguh sebuah tindakan tidak terpuji dari ibu Sara karena bagaimanapun Ismail juga anak Abraham meski dari hambanya, Hagar.

Hagar dan Ismail terusir dari rumah Abraham dengan bekal roti dan sekirbat air minum saja. Mereka mengembara hingga ke negeri Bersyeba dan kehabisan air disana. Hagar tidak tega melihat penderitaan Ismail dalam perjalanan ini maka Hagar membuangnya disemak-semak.

Ismail menangis dan ratapannya didengar Allah.

“Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring.

Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar.”

Meski dimata Sara, mereka berdua adalah orang hina namun tidak bagi Allah. Sebab Dia tetap memberikan berkat bagi mereka. Jadi baik Ishak yang merupakan “anak perjanjian” dan akan mewarisi “Perjanjian Allah”, Ismail pun mendapatkan berkat dari-Nya.

Tidak ada yang dibuang oleh Allah.

Iblis juga anak Allah, hanya saja ia terus melawan dan memberontak-Nya sehingga terbuang dari surga. Dua orang yang kerasukan iblis juga terbuang dari komunitas manusia normal, mereka tinggal di pekuburan.

Namun Tuhan Yesus tidak membinasakan para iblis yang merasuki mereka saat itu. Tuhan Yesus memilih “mengirim mereka pulang ke rumahnya”, yaitu danau. Dalam tradisi Yahudi danau, laut dan dunia air lainnya dianggap sebagai rumah iblis.

Pesan hari ini

Allah meminta kita semua juga mendengarkan ratapan mereka yang terpinggirkan. Mereka bak “anak tiri” yang terbuang dan membutuhkan pertolongan.

“Jangan kuatir akan hari esok, kesusahan hari ini cukuplah hari ini.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here